BRI Akui Dampak Krisis Ekonomi Akibat COVID-19 Sangat Berat

Gedung BRI II, Bank Rakyat Indonesia
Sumber :
  • vivanews/Andry

VIVA – Bank Rakyat Indonesia memastikan bahwa dampak krisis, khususnya di ranah perekonomian nasional akibat pandemi COVID-19, memang sangat berat dibandingkan sejumlah gejolak perekonomian sebelumnya.

Ngeri, Resesi Seks Jadi Biang Kerok Amblasnya Ekonomi Negara Besar Ini

Baca Juga: Akhir Kuartal II-2020, Laba BRI Tercatat Turun 36,8 Persen

Hal itu diutarakan oleh Direktur Utama BRI, Sunarso, yang mengakui bahwa krisis akibat dampak pandemi COVID-19 ini merupakan yang terberat yang pernah dirasakan BRI hingga saat ini.

Mesir Krisis Mata Uang Asing, Aset-aset Negara Dijual dalam Dolar AS

"Karena dampaknya itu menghantam hampir seluruh sektor, baik itu di tataran UMKM bahkan hingga korporasi. Hal inilah yang juga menyebabkan perekonomian Indonesia sampai terkontraksi di kuartal II-2020," kata Sunarso dalam telekonferensi, Rabu 26 Agustus 2020

Sunarso mengatakan, karena lebih dari 80 persen nasabah BRI merupakan UMKM, maka krisis akibat pandemi COVID-19 ini tentunya mampu menghantam cukup keras lini bisnis perbankannya. 

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Dibandingkan dengan krisis-krisis sebelumnya, kata Sunarso seperti misalnya krisis '98 atau bahkan subprime mortgage 2008, dampak pandemi COVID-19 ini nyatanya memang langsung dirasakan sampai ke tataran pengusaha ultramikro.

Bahkan, lanjut Sunarso, saat krisis dolar beberapa tahun lalu, dampaknya itu tidak secara langsung turut dirasakan sampai ke sektor informal, khususnya kepada para pelaku UMKM tersebut.

Tak sampai di situ, Sunarso berani memastikan jika berbagai gejolak perekonomian yang pernah terjadi di Tanah Air sebelumnya, tidak sampai berpengaruh secara signifikan ke sektor informal khususnya kepada para pengusaha kecil.

"Tapi kalau yang ini, itu langsung kena dampaknya. Misalnya orang jualan di pinggir jalan, lalu ada PSBB, orang-orang, ya enggak keluar. Akhirnya ya dia enggak ada yang beli," kata Sunarso.

Meski demikian, Sunarso yakin apabila pandemi COVID-19 berakhir, maka proses pemulihan ekonomi juga akan berlangsung sesegera mungkin. Karena saat PSBB dibuka, maka pastinya semua orang akan langsung melanjutkan kembali berbagai aktivitas ekonominya yang sempat terhenti, termasuk di sektor informal.

"Maka dari itulah, sekarang ini upaya pemerintah dan BUMN juga sudah dimulai, agar dapat menghidupkan kembali segala aktivitas ekonomi yang terhenti tersebut," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya