Anggur China dan Gula India Bikin Impor RI Agustus Naik 2,65 Persen

Satgas pangan provinsi Jambi saat sidak Anggur Merah dari China. (foto ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Syarifuddin Nasution

VIVA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, memaparkan, nilai impor Indonesia Agustus 2020 mencapai US$10,74 miliar, atau naik 2,65 persen dibandingkan Juli 2020 yang mencapai US$10,47 miliar.

Mendag Sebut Revisi Kebijakan Impor Rampung Pekan Ini, Simak Ketentuannya

Dia menjelaskan, impor barang konsumsi dan impor bahan baku untuk Agustus 2020 akibat kenaikan tingkat impor pada sejumlah komoditas. Mulai dari anggur China hingga gula dari India.

"Barang konsumsi month-to-month-nya mengalami peningkatan 7,31 persen, di antaranya adalah anggur dari Tiongkok, kemudian cream and powder Selandia Baru, roll sugar in solid form dari India," kata Suhariyanto dalam telekonferensi, Selasa 15 September 2020.

Jokowi Akui 90 Persen Bahan Produksi Farmasi Masih Impor

Baca juga: Sri Mulyani: Anggaran Sewa Hotel untuk Pasien COVID-19 Ada di BNPB

Selain itu, impor bahan baku secara bulanan mengalami kenaikan 5 persen pada Agustus 2020. Itu terjadi pada komoditas emas dari Hong Kong, Soya Bean Flour dari Brasil, besi baja dari Ukraina, dan alat untuk kebutuhan komunikasi dari Tiongkok.

Bea Cukai Lakukan Uji Coba Modul Vehicle Declaration dalam Sistem CEISA 4.0

"Di mana kebijakan impornya juga memang cukup besar," ujarnya.

Sementara itu, untuk impor nonmigas Agustus 2020 tercatat mencapai US$9,79 miliar, atau naik 3,01 persen dibandingkan Juli 2020. Kemudian, impor migas Agustus 2020 senilai US$0,95 miliar tercatat turun 0,88 persen, dibandingkan Juli 2020. Demikian pula jika dibandingkan Agustus 2019 turun 41,75 persen.

Peningkatan impor nonmigas terbesar Agustus 2020 dibandingkan Juli 2020 adalah golongan besi dan baja senilai US$89,2 juta (23,31 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan kapal, perahu, dan struktur terapung senilai US$60,8 juta (40,96 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Agustus 2020 adalah Tiongkok senilai US$24,72 miliar (29,90 persen), Jepang US$7,31 miliar (8,84 persen), dan Singapura US$5,41 miliar (6,55 persen).

Impor nonmigas dari ASEAN tercatat senilai US$15,61 miliar (18,89 persen) dan Uni Eropa senilai US$6,61 miliar (7,99 persen). Sementara itu, nilai impor seluruh golongan penggunaan barang selama Januari-Agustus 2020 mengalami penurunan, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Penurunan terjadi pada golongan barang konsumsi (7,86 persen), bahan baku/penolong (18,85 persen), dan barang modal (20,13 persen)," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya