Usaha Kuliner dari Rumah Menggeliat di Tengah COVID-19

Usaha kuliner dari rumah semakin marak di tengah pandemi COVID-19
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Pandemi COVID-19 tidak hanya menimbulkan krisis kesehatan, tapi juga krisis ekonomi. Di tengah kondisi yang tidak menentu akibat pembatasan aktivitas sosial, Kamar Dagang dan Industri Indonesia memprediksi setidaknya akan ada 6 juta orang yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kehilangan penghasilan akibat perekonomian yang melambat.

Airlangga dan Muhadjir Kompak Bela Presiden Jokowi dalam Sidang Sengketa Pilpres

Kondisi ini membuat beberapa orang harus memutar otak mencari cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memulai bisnis kuliner, simak cerita dari dua orang narasumber pelaku usaha kuliner rumahan yang kami wawancara. 

Kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat Olivia Peggy (35), pramusaji di sebuah kafe di bilangan Jakarta Timur tak lagi bisa bekerja, alias terkena PHK. Kafe tempat ia bekerja terpaksa tutup. Sebagai tulang punggung keluarga, Olivia sempat terpuruk dan harus meminta keringanan biaya kontrakan rumah yang ia tinggali bersama kedua orangtuanya. 

Manajemen Pelaksana: Program Kartu Prakerja Buka di Semester I-2024

“Saya bingung harus ngapain, sampai akhirnya saya coba ikut program Kartu Prakerja dan lolos. Dari situlah saya mendapatkan semangat baru, saya mengambil kursus pemasaran di platform Pintaria,” ujarnya. 

Olivia menyelesaikan kursusnya dengan cepat dan mendapatkan sertifikat sebagai syarat menerima insentif dari pemerintah sebesar Rp600 ribu, yang diberikan berkala sebulan sekali untuk empat bulan ke depan. 

Pandemi COVID-19 Sebabkan Penurunan Angka Harapan Hidup hingga 9 Bulan

“Saya gunakan sebagian dari insentif pertama saya untuk membeli peralatan membuat kopi dari rumah dan Puji Tuhan saat ini saya sudah membuka usaha kopi rumahan saya, bermodal ilmu yang saya dapatkan,” ujarnya. Olivia berhasil bangkit dengan motivasinya yang kuat untuk memperbaiki keadaan, serta kesempatan yang ia tak sia-siakan.

Baca juga: Luhut Ingin RI Punya Greenport Supaya Tak Dilecehkan Singapura 

Kini, Olivia tengah sibuk memperdalam bisnis kopinya untuk penghasilan yang lebih baik. “Walaupun belum stabil, tapi saya sekarang punya penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari dan membiayai kontrakan,” tuturnya. 

Kursus Prakerja

Usaha kuliner dari rumah semakin marak di tengah pandemi COVID-19

Berbeda dari Olivia, Teni Tri Wahyuni (30) seorang ibu rumah tangga menceritakan kesulitan yang ia hadapi setelah suaminya terkena imbas akibat COVID-19. “Pekerjaan suami saya adalah seorang freelance, penghasilannya berkurang drastis semenjak Corona, sedangkan kami juga harus membiayai dua orang anak,” ujarnya. 

Tri mencoba peruntungan mengikuti program Kartu Prakerja dan berhasil lolos mendapatkan manfaat pelatihan senilai Rp1 juta. Bermodal kegemarannya memasak, Tri memilih kelas kuliner di Pintaria. 

“Biasanya saya belajar otodidak dari YouTube, tapi di kelas ini saya dipandu langsung oleh chef berpengalaman dan bersertifikat. Banyak teori dan istilah-istilah baru yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Saya jadi pede buka bisnis kue brownis dari rumah,” ujarnya. 

Usaha brownisnya berbuah manis, setelah cukup laris di kalangan terdekat, ia memberanikan diri membuat akun Instagram khusus untuk menjual kue brownis buatannya dan menerima order secara online. “Saya menjual brownis berbagai topping dan Alhamdulillah saya bisa bantu suami mendapatkan penghasilan di tengah kondisi seperti sekarang ini,” urai dia.

Pintaria sebagai platform penyedia kursus Prakerja, memberikan berbagai jenis kursus online yang berkaitan dengan usaha kuliner yang dibimbing langsung oleh lembaga pelatihan yang terdaftar dengan pengajar profesional yang tidak hanya memberikan teknik membuat berbagai makanan, tapi juga bagaimana tips menjualnya. 

Hal ini selaras dengan niat baik pemerintah dalam penyelenggaraan kursus Prakerja yang bisa memberikan manfaat positif dan membantu mereka yang terkena imbas ekonomi akibat COVID-19.

“Melalui berbagai pelatihan di Pintaria, masyarakat bisa belajar dari ahlinya dan mendapatkan sertifikat, harapannya bisa meningkatkan kemampuan mereka untuk membuat produk kuliner yang bisa dijual dan menambah penghasilan,” ujar Sally Dewi, Head of Training Product Pintaria, seperti dikutip dari keterangan persnya, Kamis 24 September 2020.

Dihubungi terpisah, praktisi marketing dan dosen Kewirausahaan di PPM School of Management, Noveri Maulana, mengatakan, tren work from home dan school from home membuat kebutuhan konsumsi masyarakat di rumah tangga turut meningkat, tak heran kebutuhan akan jenis makanan yang bisa diakses dari rumah juga akan semakin meningkat.

Menurutnya, sampai setahun ke depan, orang masih belum sepenuhnya normal untuk dine-in atau nongkrong di restoran. Selain itu, masakan rumahan olahan sendiri juga bisa membosankan. Sehingga, dibutuhkan jenis variasi produk kuliner yang bisa dikirim ke rumah. 

"Di sinilah bisnis kuliner rumahan bisa memberikan peluang untuk mereka yang mau mencoba peruntungan sebagai entrepreneur,” ujar Noveri. (art)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya