Pemerintahan Jokowi Diyakini Bisa Atasi Resesi Ekonomi

Anggota Komisi XI DPR Mukhammad Misbakhun (kemeja putih)
Sumber :

VIVA – Resesi ekonomi Indonesia akibat pandemi COVID-19 diakui oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Sehingga proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III tahun 2020 kembali negatif.

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

Dengan pengakuan kondisi ekonomi seperti itu, langkah memberi sinyal oleh pemerintah dianggap sebagai tindakan berani dan memang harus dilakukan.

"Menurut saya itu sebuah kejujuran dan keberanian. Tugas Menkeu memang di bidang fiskal, jadi wajar saja Bu Sri Mulyani memberikan sinyal," kata anggota Komisi XI DPR, M.Misbakhun dalam keterangannya yang diterima VIVA, Jumat, 25 September 2020.

Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

Baca juga: Kemenkeu: Resesi Bukan Hantu, Datangnya Tidak Tiba-tiba

Bahwa ekonomi nasional akan resesi, sebenarnya sudah diprediksi oleh parlemen sejak awal pandemi ini terjadi. 

3 Faktor Pemicu Approval Rating Jokowi Masih Tinggi Versi Survei LSI

Meski pemerintah telah memberi sinyal terjadinya resesi, menurut politisi Partai Golkar itu, tidak perlu disikapi dengan berlebihan. Apalagi sampai menimbulkan kepanikan. Menurutnya, masyarakat lebih baik tidak mencemaskan situasi ini.

Dia beralasan, pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin akan membuat kebijakan yang solutif. Terutama agar masyarakat yang terdampak, mendapatkan bantuan. Sejauh ini, menurutnya, program-program bantuan sosial sudah cukup banyak dikeluarkan.

"Saya yakin pemerintahan Presiden Jokowi bisa membawa kita keluar dari situasi sulit seperti saat ini. Pemerintah juga akan terus melaksanakan program-program bantuan sosial sebagai bentuk kehadiran negara ketika rakyat sedang susah karena pandemi," jelasnya.

Langkah-langkah yang telah dilakukan di antaranya dengan menjaga daya beli masyarakat. Selain itu, ketersediaan bahan pangan masih cukup bagus saat ini.

"Pemerintah terus menjaga daya beli masyarakat. Saya lihat pemerintah juga mampu menjamin ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau di masa sulit sekarang ini," tuturnya.

Oleh karena itu, Misbakhun mengharapkan semua pihak tetap optimistis bahwa Indonesia akan mampu keluar dari situasi sulit akibat pandemi COVID-19.

"Semoga dengan berbagai upaya dan kebijakan yang tepat dari pemerintah, kita bisa keluar dari kondisi perekonomian yang sulit ini," katanya.

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani menyatakan bahwa ekonomi  Indonesia pada kuartal III tahun ini akan tumbuh negatif di kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen. Menurutnya, kondisi itu berpotensi berlanjut pada kuartal IV.

"Negative territory kemungkinan akan terjadi pada kuartal III dan juga masih akan berlangsung kuartal IV, yang kita upayakan untuk bisa dekati nol atau positif," katanya saat menyampaikan paparan APBN kita beberapa waktu lalu. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya