Pencemaran Udara Terbukti Sebabkan Kematian, Ini Solusi Menhub

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Sumber :
  • Repro video Kementerian Perhubungan.

VIVA – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, masalah pencemaran udara tidak bisa lagi dianggap sepele bagi masyarakat global saat ini. Budi menjelaskan, menurut data kajian dari International Energy Agency (IEA), buruknya kualitas udara akibat pencemaran menyebabkan kematian 6,5 juta jiwa per tahun.

Vespa World Days 2024 Siap Menyapa Penggemar dari Seluruh Dunia

Hal itu diutarakannya dalam diskusi virtual bertajuk 'Wujudkan Kota Palembang Kota Langit Biru dengan Kualitas Udara Baik Melalui Implementasi BBM Ramah Lingkungan', yang digelar oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

"Jadi banyak sekali orang yang mati karena pencemaran lingkungan itu," kata Budi dalam telekonferensi, Senin 12 Oktober 2020.

2 Motor Adu Banteng di Kembangan Jakbar, 1 Orang Tewas

Maka dari itu, Budi menegaskan bahwa dampaknya jelas sangat besar. Banyak ahli kesehatan yang menekankan pentingnya mencegah pencemaran udara itu.

“Mereka memberikan solusi supaya hal semacam ini tidak terjadi lagi," ujar pria kelahiran Palembang itu.

Warganet Syok Lihat Cara Pengendara Motor Ini Bonceng Anak

Budi mengakui, kota-kota di Asia dan Afrika memang masih menjadi bagian yang paling berat dalam hal pencemaran udara tersebut. Dalam pemetaan, dari data sebelumnya, tercatat bahwa motor dan mobil merupakan penyumbang polusi nomor satu dari pencemaran udara tersebut.

"Sekitar 60 persen pencemaran udara itu terjadi karena motor dan mobil yang menggunakan BBM dengan oktan rendah seperti premium, yang dampaknya jelek untuk lingkungan," tutur Budi.

Karena itu, Budi pun meminta kerja sama dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan YLKI, dalam upaya mendorong penggunaan BBM yang ramah lingkungan khususnya di Tanah Air.

"Jadi sampaikanlah yang seluas-luasnya, karena kesempatan yang dimiliki YLKI ini sebagai suatu lembaga nasional yang terkemuka di Indonesia, itu sangat besar," kata dia. 

Mantan direktur utama PT Angkasa Pura II itu berharap, ide-ide penggunaan BBM ramah lingkungan bisa jadi standar untuk perbaikan Indonesia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya