Sudah 10 Gelombang, Tepat Sasarankah Program Kartu Prakerja?

Peluncuran situs resmi Kartu Prakerja
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA – Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengklaim pelaksanaan program Kartu Prakerja, yang sudah berjalan 10 gelombang, hingga saat ini sudah terlaksana dengan tepat sasaran. Denni menegaskan hal ini guna menjawab sejumlah keraguan yang datang dari berbagai pihak mengenai efektivitas pelaksanaan program Kartu Prakerja.

Airlangga dan Muhadjir Kompak Bela Presiden Jokowi dalam Sidang Sengketa Pilpres

"Banyak yang ragu, ‘Tepat (sasaran) apa enggak?’ Kami sampaikan, tepat sasaran," kata Denni dalam telekonferensi, Rabu 14 Oktober 2020.

Denni memastikan bahwa umumnya para peserta program Kartu Prakerja itu adalah dari kalangan anak muda, yang kontribusinya dalam hal ekonomi masih panjang ke depan.

Manajemen Pelaksana: Program Kartu Prakerja Buka di Semester I-2024

Baca juga: Pesan Sri Mulyani bagi Wisudawan STAN, agar Tak Sia-siakan Uang Negara

Apalagi, para anak muda yang akhirnya menjadi peserta program Kartu Prakerja itu sebelumnya memiliki penghasilan yang relatif rendah, sehingga program ini dinilai telah sangat bermanfaat bagi mereka.

Cak Imin Singgung soal Program Prakerja: Lah Kok Nonton YouTube Dibayar

"Jadi mereka itu mayoritas adalah anak muda, dengan pendapatan yang relatif rendah. Dari yang mengatakan bahwa mereka bekerja, 81 persen di sektor informal, dimana rata-rata berpendapatan Rp1,7 juta, sehingga Rp600 ribu itu sangat membantu buat mereka," ujar Denni.

Apalagi, lanjut Denni, sekitar 71 persen dari para peserta Kartu Prakerja itu telah memiliki tanggungan, dan bukan lagi sebagai pria atau wanita 'single'.

Sementara manfaat dari insentif yang didapatkan oleh para peserta program Kartu Prakerja ini, diakui Denni umumnya telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka.

"Jadi berdasarkan survei, penerima Kartu Prakerja menjawab bahwa insentif yang mereka dapatkan itu digunakan untuk membeli bahan pokok, bayar listrik, internet, dan lain sebagainya," kata Denni.

"Jadi antarmasing-masing kota ke kota itu memang beda-beda pemanfaatannya. Ada yang buat bayar utang, belanja di platform e-commerce, dan sebagainya," lanjut dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya