Pesan Menristek soal Transformasi Digital di Universitas Bakrie

Menristek Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • VIVAnews/Sherly

VIVA – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro, menegaskan kerja sama antara pihak industri dengan perguruan tinggi bukan lagi suatu pilihan, melainkan sudah merupakan keharusan. Prinsip ini dinilai perlu dipegang oleh para perguruan tinggi yang mempunyai aspirasi dan keinginan untuk menjadi World Class University.

Muhadjir Effendy Koordinasi dengan Kemendikbud soal 33 Kampus Diduga Terlibat TPPO

"Jadi meskipun saat ini masih pandemi COVID-19, dimana kita sedang mengalami pembatasan pergerakan, tapi yang paling penting sekarang ini adalah mempercepat atau mengakselerasi transformasi digital," kata Bambang dalam diskusi virtual “How to Build Sustainable Collaboration Between Industry and University’” yang digelar oleh Universitas Bakrie, Kamis 15 Oktober 2020.

Baca juga: BPS Hitung Luas Panen Pakai Metode Baru, Produksi Padi 2020 Naik

Hadirkan Perguruan Tinggi Berbasis Karakter, Universitas UAG Resmi Dilaunching

Bambang menekankan bahwa konsep new normal yang harus dipahami saat ini haruslah konsep yang melihat ke depan. Bukan lagi, normal dalam pengertian masa sebelum pandemi.

Peran inovasi dan kerja sama antara perguruan tinggi dan industri harus selalu dibangun. Khususnya pada momentum new normal ini, bagaimana agar kerja sama keduanya bisa langsung saling mengisi.

Tak cuma Unggul Lewat Transformasi Digital, tapi Harus Menunjang Kelancaran Operasional

"Terutama setelah masa pandemi nanti. Jadi intinya kita jadikan masa pandemi ini sebagai masa persiapan, meskipun tentunya sangat tidak nyaman bagi kita semua," ujar Bambang.

Mantan menteri keuangan itu pun mengingatkan bahwa salah satu upaya yang harus dilakukan saat ini, adalah mengedepankan less contact economy sebagai salah satu esensi dari transformasi digital. Intinya adalah semua kegiatan ekonomi tetap bisa berjalan.

"Dan untuk mengombinasikan kepatuhan pada protokol kesehatan sekaligus menggerakkan kegiatan ekonomi, maka solusinya adalah teknologi digital itu harus jadi jembatan dari konektivitas antarmanusia," kata Bambang.

Sehingga, lanjut Bambang, semua kegiatan yang selama ini dilakukan secara fisik, tatap muka, atau secara interaktif, sekarang mau tidak mau harus dilakukan secara digital atau virtual.

"Dan yang paling penting adalah hiperkonektivitas yang menjadi dasar dari kegiatan ekonomi itu tetap bisa disubstitusi oleh peran digital tersebut. Di situlah pentingnya inovasi yang harus diciptakan melalui peran industri dan perguruan tinggi," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya