Kolaborasi Jadi Kunci Sukses Perkuat UMKM di Tengah Pandemi Corona

Ilustrasi UMKM.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menghadapi tantangan yang tak mudah mulai dari permodalan hingga pemasaran saat ini. Karena itu, upaya memperkuat kolaborasi menjadi hal penting bagi UMKM untuk dilakukan di masa pandemi Virus Corona.

Kado Pernikahan Peralatan Rumah Tangga buat Sahabat, Pasti Bermanfaat

Survei Katadata Insight Center (KIC) mengungkapkan, 57 persen UMKM di Jabodetabek mengaku dalam kondisi buruk. Sedangkan, 25 persen lainnya hanya bisa bertahan beberapa bulan. 

Bahkan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memperkirakan, ada sekitar 47 persen UMKM yang terancam gulung tikar. Padahal, sektor ini menyumbang 60 persen PDB Indonesia dan menyerap lebih dari 90 persen tenaga kerja. 

DJKI - Tokopedia Bantu Kembangkan Usaha Produk Indikasi Geografis

Baca juga: Banyak Stimulus Properti, Pembiayaan hingga Pemasaran Digital Digenjot

Karena itu, Teten menekankan kolaborasi menjadi penting bagi UMKM untuk bisa terus menjalankan operasional hingga berkembang baik. Hal itu bisa dilakukan dengan menggandeng usaha-usaha besar. 

Biaya Layanan Tokopedia Naik 9 Hari Lagi

"(Kolaborasi) ini sangat penting, bagaimana industri di Jepang dengan UMKM ambil contoh. Di Indonesia pun juga banyak (bentuk kolaborasi), di mana sektor UMKM lokal sudah banyak yang jadi pemasok Astra misalnya," ujar Teten dalam webinar bertajuk "Bangun UMKM di Tengah Multikrisis", dikutip Jumat 16 Oktober 2020.

Di sisi lain, Teten menyebutkan, UMKM saat ini juga perlu untuk segera bertranformasi ke arah digital agar bisa mengoptimalkan usaha. Sehingga, tak hanya meningkatkan pemasaran namun juga memotong biaya produksi. 

"Higt cost industri kita bukan hanya di manufaktur, tapi juga UMKM," kata dia.

Sementara itu Co-founder & CEO Tokopedia William Tanuwidjaya menjelaskan,  pihaknya saat ini terus menggiatkan UMKM agar semakin terakomodir dalam marketplace. Sehingga digitalisasi pemasaran UMKM bisa terus terdoron. 

Hingga saat ini lanjut dia, setidaknya ada lebih dari 9,2 juta UMKM yang tergabung dalam ekosistemnya. Jumlah itu dipastikan akan terus bertambah. 

"Maka dengan UMKM bertransformasi digital, kesempatan melayani pelanggan akan tetap ada," ujarnya. 

Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Djisman S. Simandjuntak mengingatkan pemerintah juga perlu mengambil peran aktif dalam upaya kolaborasi UMKM ini. Misalnya seperti, menjadikan kemajuan UKM indikator kinerja pemerintah pusat, provinsi, sampai kelurahan. 

Dunia pendidikan tegasnya, juga mesti terlibat mendorong pengembangan UMKM. Minimal mengadakan program-program yang membantu UMKM.

"Program UKM kolaboratif perguruan-perguruan tinggi yang berakreditasi baik yang terdiri dari layanan penyiapan rencana bisnis, layanan pelatihan, layanan pendampingan dalam berbagai urusan," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya