- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengumumkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir September 2020.
Angkanya mencapai Rp682,1 triliun. Defisit tersebut setara 4,16 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Hal itu jauh lebih buruk dari catatan defisit pada September 2019 yang hanya Rp252,41 triliun atau setara dengan 1,57 persen dari PDB.
"4,16 persen ini masih sesuai dengan yang ada di Perpres 72 dari tren kita," kata Sri saat konferensi pers virtual, Senin, 19 Oktober 2020.
Baca: Sri Mulyani Klaim Ekonomi RI Mulai Pulih setelah Utang Meningkat
Meski begitu, defisit saat ini, masih jauh dari target defisit APBN 2020 yang ditetapkan dalam perpres terbaru itu sebesar Rp1.039,2 triliun atau 6,34 persen terhadap PDB.
"Tapi kalau melihat 4,16 (persen) tolong diingat defisit di berbagai negara lain bahkan di atas belasan dan sampai dua puluhan persen," tutur Sri.
Sri menyebutkan, belanja negara terealisasi Rp1.841,1 triliun, tumbuh 15,5 persen dari periode yang sama tahun lalu. Realisasinya sudah mencapai 67,2 persen dari target Rp2.739,2 triliun.
Adapun pendapatan negara terealisasi Rp1.159 triliun atau minus 13,7 persen dibanding September 2019. Jika dibandingkan target sebesar Rp1.699,9 triliun, realisasinya mencapai 68,2 persen.
Dengan catatan tersebut, maka keseimbangan primer, dikatakan Sri, hingga akhir September 2020 terkontraksi hingga Rp447,3 triliun atau mencapai 63,9 persen dari target minus Rp700,4 triliun. (art)