Pertumbuhan Ekonomi China Kuartal III Bawa Berkah bagi Rupiah

Mata uang rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali menguat pada perdagangan Selasa, 20 Oktober 2020. Meski demikian, rupiah masih bergerak di kisaran Rp14.700 per dolar AS.

Rupiah Sentuh Rp 16.128 per Dolar AS, Airlangga: Sedikit Lebih Baik dari Malaysia dan China 

Baca Juga: Dilema UU Cipta Kerja, Lahir Saat Minat Baca Rakyat Indonesia Rendah

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok nilai tengah rupiah di level Rp14.729 per dolar AS. Menguat dari nilai tengah kemarin di posisi Rp14.741.

Analis Perkirakan BI Bakal Intervensi Besar-besaran Imbas Rupiah Ambruk ke Rp 16.128 per Dolar AS

Sementara itu, di pasar spot, hingga pukul 10.00 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp14.716 per dolar AS. Melemah tipis, 0,06 persen dari level penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp14.707.

Sentimen pelaku pasar dan keuangan hari ini dipengaruhi oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi China pada kuartal III-2020. Pada periode itu, ekonomi China mampu tumbuh 4,9 persen secara tahunan.

Rupiah Ambruk ke Rp 16.128 per Dolar AS Imbas Serangan Langsung Iran ke Israel

Angka itu naik dari 3,2 persen pada kuartal sebelumnya. Selain itu, produksi industri tumbuh 6,9 persen, penjualan ritel naik 3,3 persen dan tingkat pengangguran 5,4 persen turun.

"Data yang dirilis pada hari sebelumnya menunjukkan pertumbuhan 4,9 persen dalam PDB (Produk Domestik Bruto) tahun ke tahun," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, hari ini.

Dari domestik, Ibrahim menganggap, sentimen pelaku pasar keuangan dipengaruhi oleh baiknya pengelolaan pembiayaan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah melalui utang dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Rasio utang Indonesia akan mencapai 38,5 persen terhadap PDB pada 2020 dan tembus 41,8 persen dari PDB pada 2021. Jumlahnya meningkat dibanding 2019 yang masih 30,5 persen terhadap PDB.

"Rasio utang ini sejatinya masih lebih rendah dari negara-negara lain di dunia. Di kawasan Asia Tenggara misalnya, rasio utang Filipina sebesar 37 persen diperkirakan bakal naik menjadi 48,9 persen," tuturnya.

Dengan faktor-faktor tersebut, dia memperkirakan, meskipun rupiah saat ini diperdagangkan melemah di pasar spot, namun akan ditutup menguat tipis sebesar 5-25 poin di level Rp14.695-14.730 per dolar AS. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya