Meski Terdampak COVID-19, OJK: Pasar Modal RI Lebih Kuat dari Thailand

Papan elektronik IHSG di Bursa Efek Indonesia (foto ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menilai, kondisi pasar modal Indonesia hingga saat ini masih lebih kuat dibandingkan dengan beberapa negara tetangga.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Baca Juga: Bunyi Provokasi Admin Medsos STM se-Jabodetabek Ajak Rusuh Hari Ini

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, menjelaskan, pihaknya mencatat bahwa sepanjang Januari hingga Oktober 2020, aliran dana asing dari pasar modal mengalir dengan cukup deras.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dia pun memastikan, hal ini jelas mengindikasikan bahwa kondisi IHSG Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara tetangga, seperti misalnya Filipina dan Thailand.

"Ini dikarenakan tertekannya kondisi pasar saham di ASEAN," kata Hoesen dalam telekonferensi di acara CMSE 2020, Selasa 20 Oktober 2020.

Stabilitas Sektor Jasa Keuangan RI Masih Terjaga, OJK Cermati Dampak Konflik Iran-Israel

Hoesen mengatakan, meskipun pandemi COVID-19 telah merebak hampir ke seluruh wilayah dan sektor di Indonesia, termasuk ke pasar modal, kinerja pasar modal Indonesia nyatanya masih cukup kuat dari Thailand, Singapura, dan Filipina.

Dia pun merinci, secara year-to-date bursa saham Singapura telah mengalami penurunan hingga 21,06 persen, Filipina turun 22,98 persen, dan Thailand yang menurun hingga mencapai 23,41 persen. "Sedangkan Indonesia masih stabil, walaupun sedikit turun sekitar 18,62 persen saja," ujar Hoesen.

Hoesen menambahkan, ketahanan pasar modal RI saat ini juga sudah mulai dimotori oleh para investor domestik, yang menguasai sekitar 73 persen transaksi di pasar saham.

Hal itu masih ditambah lagi dengan data penunjang lainnya, di mana jumlah kepemilikan saham oleh investor domestik sudah lebih dari 50 persen pada 2020.

Bahkan, volume transaksi pun tercatat telah menempati posisi tertinggi selama lima tahun terakhir, dan justru terjadi di masa pandemi COVID-19. 

"Apa yang terjadi saat ini menjadi momen pembelajaran bagi kami semua, untuk dapat bertahan dan menjadi lebih kuat lagi. Karena sudah saatnya pasar modal kita ini dibangkitkan," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya