Proyek MRT Fase II Terancam Molor Gegara Kontraktor Jepang

Pekerja berjaga di terowongan proyek pengerjaan Mass Rapid Transit (MRT) Stasiun Senayan di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Pembangunan proyek MRT Jakarta fase II Rute Harmoni-Kota terancam molor satu tahun karena belum ada kontraktor asal Jepang yang berminat menggarap pekerjaan konstruksi tersebut. Akhirnya, PT MRT pun mengusulkan agar tender proyek ini dibuka untuk kontraktor internasional.

Dirut MRT Jakarta Beberkan Alasan Revitalisasi Kawasan Blok M

Rekomendasi itu, kini menunggu persetujuan Jepang sebagai penyedia dana yang berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia untuk pengerjaan proyek MRT Fase II ini.

Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin, mengatakan, ada tiga paket pengerjaan yang belum ada kontraktornya. Paket CP 202 (pembangunan rute Harmoni - Mangga Besar), CP 205 (pengerjaan sistem serta elektrik perkeretaapian dan rel), dan CP 206 (pengadaan kereta).

Diskon! Naik MRT Jakarta Cuma Rp 243 pada 23-24 Maret 2024

Baca jugaRibuan Orang Ajukan KPR Online di IPEX Virtual 4D 2020

"Paling sulit mendapatkan kontraktornya adalah paket CP 206. Sebab, tak ada sama sekali kontraktor asal Jepang yang berminat. Padahal, MRT Fase II ini dibiayai JICA (Badan Kerja Sama Internasional Jepang) dengan skema special terms for economic partnership (tied loan) yang mensyaratkan kontraktornya harus dari Jepang," kata Kamal, Rabu 21 Oktober 2020.

Knowing Rules for Breaking the Fast Inside Public Transportation

Di sisi lain, lanjut Kamal, sebenarnya banyak kontraktor internasional yang berminta menggarap paket CP 206. Untuk itu, PT MRT merekomendasikan agar tender dibuka untuk kontraktor dari semua negara, tak hanya kontraktor asal Jepang.

"Tapi ini kan dananya dari JICA, makanya JICA harus bersedia dulu untuk dibuka ke negara lain. Untuk paket ini, banyak kontraktor dari Eropa, Asia, dan Korea Selatan yang sudah mengantre untuk ikut tender proyek ini," lanjutnya.

Ia menjelaskan, untuk paket CP 205, tendernya diperpanjang hingga 26 Oktober 2020. Paket ini sudah ada dua kontraktor dari Jepang yang berminat. Sedangkan, paket CP 202 sudah gagal tender karena tidak ada peminat dari kontraktor Jepang.

"Kini MRT dan JICA sudah sepakat untuk melakukan penunjukkan langsung. Paket CP 202 ini ditunjuk langsung kontraktor asal Jepang. Proses penunjukannya akan tuntas akhir tahun ini," jelas Kamal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya