Pondok Pesantren Akan Bentuk Bank Syariah

Suasana di pondok pesantren Al Madani, Lombok (foto Ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/Satria Zulfikar

VIVA – Pondok Pesantren yang ada di seluruh Indonesia menyatukan program ekonomi dan bisnisnya dalam wadah yang dinamakan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren). Mereka kerja sama dengan Bank Indonesia.

10 Kampus Bisnis Terbaik Dunia Tahun 2024

Ketua Umum Hebitren, Hasib Wahab Chasbullah, mengatakan bahwa anggota Hebitren merupakan seluruh pondok pesantren di Indonesia yang mencapai 30 ribuan. Jumlahnya tidak akan pernah dibatasi.

"Karena bagaimana holding bisnis antarbisnis pesantren bisa lebih masif dalam pergerakannya, dalam kerja samanya," katanya di Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Ke-1 Hebitren secara virtual, Selasa, 27 Oktober 2020.

Kinerja Industri Pengolahan RI Kuartal I-2024 Moncer, BI: Ada di Fase Ekspansi

Baca juga: Upah Minimum 2021 Tak Naik, Buruh Kecam Menaker dan Ancam Demo Besar

Hasib menekankan, pembentukan ini bukan berarti ekonomi bisnis pesantren ingin hanya berupa koperasi atau se-level usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM">UMKM">UMKM). Melainkan ingin memiliki industri-industri besar.

Presdir P&G: Konsumen Adalah Bos

"Kita bisa bersaing dengan pelaku ekonomi, mengapa kita mesti dapat bantuan di bawah UMKM, mengapa kita tidak bisa bangkit besarkan ekonomi bisnis kita yang punya pabrikan besar-besar," tegas dia.

Selain akan membentuk industri atau pabrikan besar yang dimiliki pesantren-pesantren di seluruh Indonesia, Hasib juga menekankan bahwa Hebitren akan memiliki bank sendiri yang dinamakan Bank Pesantren Syariah.

"Ini kalau cita-cita besarnya ingin supaya memiliki bank pesantren syariah entah satu, dua tahun atau tiga tahun lagi. Ini program unggulan di sisi lain mengadakan jasa keuangan bersistem digital," tegas dia.

Menurutnya, itu bukan hal yang tidak mungkin sebab jumlah santri pesantren di seluruh Indonesia bisa mencapai 18 jutaan orang dan memiliki dana, baik wakaf, zakat dan infak yang bisa dijadikan dana abadi.

"Jadi kita coba adanya pengumpulan dana-dana dari pesantren jadi suatu dana abadi inilah satu contoh kita ingin dari para santri khususnya atau alumni sudah mewakafkan apa yang ada," tuturnya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menambahkan bahwa holding bisnis pesantren merupakan program penguatan kemandirian pesantren untuk mengakselerasi unit-unit usaha di pondok pesantren.

"Ini langkah penting kita kolaborasi dalam pemberdayaan ekonomi pesantren dengan merumuskan misi dan visi serta menyusun program unggulan. Kami di BI merasa terhormat (hadir) di Mukernas Hebitren," ungkap Perry. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya