Pasar Menjanjikan, Wapres Sayangkan RI Banyak Impor Produk Halal

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan ucapan Hari Pahlawan.
Sumber :
  • Asdep KIP Setwapres

VIVA – Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut Indonesia adalah pasar besar perdagangan produk halal internasional. Tetapi Ma'ruf menyayangkan Indonesia masih lebih banyak mengimpor produk-produk dari negara lain.

Mendag Zulhas Tegas Tolak Impor Bawang Merah di Tengah Lonjakan Harga

Ma'ruf memaparkan, pada tahun 2018, Indonesia membelanjakan 214 miliar US Dollar untuk produk halal, atau mencapai 10 persen dari pangsa produk halal dunia. Indonesia merupakan konsumen terbesar dibandingkan dengan negara-negara mayoritas muslim lainnya.

"Namun sayangnya, Indonesia masih banyak mengimpor produk-produk halal dari luar negeri," kata Ma'ruf dalam sambutan di sebuah webminar, Sabtu 14 November 2020.

Bea Cukai Langsa Aceh Sita Onderdil Harley Davidson

Data dari The State of Global Islamic Economy Report 2019/2020 katanya memperlihatkan besarnya pengeluaran konsumen muslim dunia untuk makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim, halal lifestyle, serta farmasi halal. Nilainya mencapai 2,2 triliun US Dollar pada tahun 2018, dan diproyeksikan akan mencapai 3,2 triliun US Dollar pada tahun 2024.

Dengan perkiraan penduduk muslim yang akan mencapai 2,2 milliar jiwa pada tahun 2030, maka angka perekonomian pasar industri halal global ini disebut akan terus meningkat dengan pesat.

Mendag Sebut Revisi Kebijakan Impor Rampung Pekan Ini, Simak Ketentuannya

"Kita harus dapat memanfaatkan potensi pasar halal dunia ini dengan meningkatkan ekspor kita yang saat ini baru berkisar 3,8 persen dari total pasar halal dunia," ujar Ma'ruf.

Negara-negara yang bukan mayoritas muslim justru lebih menguasai ekspor produk-produk halal. Berdasarkan laporan Global Islamic Economic Report tahun 2019 yang dikutipnya, Brazil adalah eksportir produk makanan dan minuman halal nomor satu di dunia dengan nilai 5,5 miliar US Dollar.

"Yang disusul oleh Australia dengan nilai 2,4 miliar US Dollar," kata Ma'ruf. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya