KTT G20, Jokowi Tegaskan Komitmen RI Dorong Ekonomi Hijau

Presiden Joko Widodo di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Tahun 2020
Sumber :
  • Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo mengatakan, pandemi COVID-19 telah memberikan pelajaran berharga bagi seluruh negara di dunia. Momentum ini juga merupakan waktu bagi semua negaradi dunia khususnya anggota G20, untuk melakukan introspeksi. Bukan hanya agar pulih dari krisis kesehatan dan ekonomi, namun bangkit dan tumbuh lebih kokoh.

Bakal Hijrah ke IKN, Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Pakai Mobil Dinas Listrik?

Hal itu disampaikannya dalam pidato kenegaraannya melalui konferensi video pada Sesi II Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Minggu malam 22 November 2020. Sesi tersebut mengangkat tema 'Membangun Masa Depan yang Inklusif, Berkelanjutan, dan Tangguh'.

Jokowi menegaskan, pemulihan dari pandemi tersebut hanya bisa diwujudkan jika terdapat visi, aksi, dan perubahan besar.

Jokowi Bakal Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk dalam RAPBN 2025

Baca juga:  Indonesia Tuan Rumah KTT G20 pada 2022

"Hal ini bisa diwujudkan jika terdapat visi besar, aksi besar, dan perubahan besar. Big vision, big action, and big transformation," ujar Joko Widodo dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Petinggi PPP Minta Pimpinan Realistis Segera Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Sejalan dengan tema pertemuan, Presiden Jokowi juga menuturkan bahwa pascapandemi Indonesia ingin membangun ekonomi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh. Untuk itu, pembenahan fundamental mutlak akan dilakukan.

"Indonesia juga ingin melakukan transformasi besar. Menjadi komitmen Indonesia untuk menuju ekonomi lebih hijau dan berkelanjutan. Geliat pemulihan ekonomi tidak boleh lagi mengabaikan perlindungan terhadap lingkungan," katanya.

Lebih lanjut, kata Jokowi, saat ini adalah momentum untuk mendorong ekonomi hijau. World Economic Forum menyebut bahwa potensi ekonomi hijau sangat besar, di mana terdapat peluang bisnis sebesar US$10,1 triliun dan 395 juta lapangan pekerjaan baru hingga 2030. 

Di Indonesia sendiri berbagai terobosan telah dilakukan, antara lain memanfaatkan biodiesel B-30, menguji coba green diesel D100 dari bahan kelapa sawit dan menyerap lebih dari 1 juta ton sawit produksi petani. Serta memasang ratusan ribu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di sektor rumah tangga.

"Proyek ini akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru sekaligus berkontribusi pada pengembangan energi masa depan," imbuhnya.

Di samping itu, menurut dia, Undang-undang Cipta Kerja yang baru disahkan parlemen juga memberikan kepastian terkait persyaratan izin lingkungan, analisis dampak lingkungan, dan pembentukan dana rehabilitasi lingkungan.

"Undang-Undang ini juga memberikan perlindungan bagi hutan tropis, sebagai benteng pertahanan terhadap perubahan iklim. Ini adalah komitmen Indonesia," tegasnya. 

Di penghujung pidatonya, Presiden kembali menekankan bahwa pemulihan bersama secara lebih kuat membutuhkan visi, aksi, dan transformasi besar. Hal tersebut harus dilakukan negara G20 untuk membangun ekonomi dunia yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya