Jenis Bisnis yang Eksis di Masa COVID-19 versi Istri Ridwan Kamil

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil dalam forum "Peningkatan Motivasi UMKM DWP BPTD Wil IX Jabar" di Bandung, Rabu, 25 November 2020.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dapat mengambil peluang dari sektor kuliner dan pertanian yang terbukti tetap eksis dalam situasi sulit akibat pandemi COVID-19.

IPK 2,77 dan Lulusan ITB, Ridwan Kamil: Saya Pasti Enggak Bisa Kerja di KAI, tapi Buktinya...

Itu tidak lepas dari gaya hidup masyarakat di tengah wabah virus corona yang cenderung berbelanja makanan secara daring, kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil, dalam forum "Peningkatan Motivasi UMKM DWP BPTD Wil IX Jabar" di Bandung, Rabu, 25 November 2020.

Menurut Atalia, dalam kondisi apa pun masyarakat membutuhkan makan sehingga industri kuliner tidak akan pernah mati. "Makanan itu kebutuhan primer yang akan didahulukan dibanding kebutuhan lainnya," ujarnya.

Sekda Depok Maju Pilkada, Minta Dukungan Ridwan Kamil

Bidang pertanian pun memiliki prospek cerah. Pandemi telah memunculkan budaya baru di masyarakat, yakni urban farming. Masyarakat, katanya, lebih senang menghasilkan bahan makanan sendiri di rumah tanpa keluar rumah dan mengeluarkan uang belanja.

Bidang kesehatan pun layak untuk dicoba pelaku UMKM. Wabah telah membawa kembali kesadaran masyarakat pentingnya menjaga kesehatan. Produk-produk kesehatan modern dan tradisional seperti jamu, herbal, dan rempah akan menjadi tren.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Atalia berpendapat, UMKM dapat lebih berkembang jika pandai memanfaatkan internet dan teknologi digital dalam promosi, pemasaran, dan penjualan.

Dia memberikan kunci keberhasilan berwirausaha saat pandemi: UMKM berhasil harus memiliki rasa percaya diri, memperluas jaringan pasar, kreatif, inovatif, terbuka untuk informasi, berpikir positif, telaten, sabar, berkemauan keras, dan siap mengambil risiko.

Selain itu, kata Atalia, pelaku UMKM juga harus jeli dalam menentukan produk yang akan dijual. “Apakah dibutuhkan disukai dan diketahui masyarakat,” katanya.

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil mencatat, kini ada 58.263 UMKM di seluruh Jawa Barat terdampak COVID-19. Paling tinggi berada di Kabupaten Tasikmalaya, disusul Kabupaten Ciamis.

UMKM terdampak di dua daerah ini kebanyakan bergerak di bidang kerajinan. Di tengah resesi ekonomi, daya beli masyarakat turun dan cenderung menabung dan mengeluarkan uang untuk hal-hal pokok.

Cara yang paling efektif untuk mencegah penularan ialah dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu melakukan 3M: memakai masker, menjaga jarak dan jauhi kerumunan serta mencuci tangan pakai sabun.

#ingatpesanibu
#satgascovid19
#pakaimasker
#cucitanganpakaisabun
#jagajarak

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya