10 Jenis Pekerjaan Ini Paling Dibutuhkan Usai Pandemi COVID-19

Ilustrasi pelamar kerja
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

VIVA – Kementerian Ketenagakerjaan merilis hasil kajian dampak COVID-19 terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Salah satu hasilnya adalah ada jenis-jenis pekerjaan yang paling dicari perusahaan setelah pandemi berakhir.

Prudential Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi 17 Triliun Selama 2023

Dikutip VIVA Bisnis dari kajian itu, Kamis 26 November 2020, studi itu pun menunjukkan ada jenis keterampilan yang nantinya akan paling dibutuhkan usai pandemi. Kajian ini bisa menjadi referensi bagi pencari kerja agar dapat meningkatkan kompetensinya di masa depan.

Baca jugaDiego Maradona Tutup Usia, Harta Warisannya Mengejutkan

Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Pekerjaan Kian Parah di Tiongkok

Berikut ini 10 jenis pekerjaan yang paling dicari perusahaan usai pandemi COVID-19.

1. Profesional penjualan, pemasaran dan humas 18,7 persen
2. Pekerja penjualan lainnya 13,5 persen
3. Teknisi operasi TIK dan pendukung pengguna 4,4 persen
4. Pengemudi mobil, van dan sepeda motor 3,8 persen
5. Tenaga perkantoran umum 3,8 persen
6. Operator mesin stasioner lainnya 3,2 persen
7. Buruh pertambangan dan konstruksi 3,1 persen
8. Pekerja instalasi dan reparasi peralatan listrik 2,8 persen
9. Profesional administrasi 2,4 persen
10. Pekerja kasar lainnya 2,3 persen.

Alasan Kejaksaan Agung Izinkan 5 Smelter Timah Tetap Beroperasi Meski Disita

Kemudian, berikut ini 5 jenis keterampilan yang nantinya akan paling dibutuhkan usai pandemi:

1. Keterampilan teknologi 26,9 persen
2. Keterampilan fisik dan manual 6,2 persen
3. Keterampilan emosi dan sosial 4,1 persen
4. Keterampilan kognitif lanjutan 1,9 persen
5. Keterampilan kognitif dasar 0,9 persen.

Sebagai informasi, studi dilakukan pada 1.105 perusahaan yang bergerak di 17 sektor ekonomi pada klasifikasi 1 digit KBLI Badan Pusat Statistik (BPS). Studi dilakukan pada periode Agustus 2020 dengan metode survei pengambilan data secara daring dan telepon dengan margin of error 3,01 persen.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, memastikan, telah terjadi perubahan gaya kerja baru di masa pandemi virus Corona dan setelahnya. Hal itu juga didorong faktor revolusi industri 4.0.

Menurut Ida, perubahan itu perlu adanya adaptasi dengan kompetensi para pekerja yang harus ditingkatkan. Sehingga, pekerja itu masih memiliki daya saing di dunia kerja usai pandemi.

"Kita dituntut untuk cepat beradaptasi dengan segala perubahan. Terutama dalam hal pemanfaatan teknologi digital, yang merupakan inti dari revolusi industri 4.0," kata Ida beberapa waktu lalu. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya