Pertamina Targetkan 10 Gigawatt Pembangkit Energi Bersih di 2026

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Karaha
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – PT Pertamina melalui PT Pertamina Power Indonesia (PPI), sebagai subholding power & new, renewable energy, menargetkan memiliki pembangkit listrik energi bersih dengan kapasitas terpasang 10 ribu megawatt (MW) atau 10 gigawatt (GW) pada tahun 2026 mendatang.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

Director of Strategic Planning and Business Development PPI, Ernie D. Ginting, memastikan bahwa untuk mewujudkan target itu, Pertamina telah mengidentifikasi tiga tantangan utama yang perlu dicarikan solusinya bersama seluruh pihak,

"Yaitu soal komersialisasi, lahan, dan pembiayaan investasi," kata Ernie dalam keterangan tertulisnya, Rabu 9 Desember 2020.

Ajang JDM Funday Mandalika 2024 Bukan Sekadar Balapan Mobil Jepang

Ernie mengatakan, Pertamina berkomitmen untuk terus meningkatkan kontribusinya dalam mendukung Pemerintah mencapai target energi baru terbarukan dalam bauran energi. Pertama, yakni melalui upaya pengembangan geothermal, dimana Pertamina sebagai pengelola wilayah kerja panas bumi terbesar di Indonesia akan terus mengupayakan pengembangan geothermal melalui skema IPP (Independent Power Producer).

Baca juga: Wakil Wali Kota Probolinggo Meninggal, Khofifah Turut Berduka
 
Kedua, melalui pengembangan PLTS. Ernie memastikan Pertamina juga akan membangun PLTS di area yang memiliki radiasi matahari yang tinggi, dan menjalin kemitraan untuk membangun solar cell manufacture.

Daftar Sepeda Motor yang Cocok Diisi BBM Pertalite

Menurut Ernie, salah satu isu dalam membangun PLTS adalah persyaratan TKDN, sehingga rencana membangun solar cell manufacture diharapkan akan menurunkan harga jual listrik dari PLTS, dan meningkatkan TKDN tersebut.

Ketiga, melalui pengembangan biofuel. Pertamina juga mendukung pemerintah untuk memproduksi  biodiesel, bahkan lebih dari B30, dan menuju B100 melalui green refinery dan CPO processing.

Selain itu, Pertamina juga akan membangun battery manufacturing dengan partnership  bersama battery technology provider dan BUMN lain. "Kami akan gunakan distribusi Pertamina yang sangat ekstensif ini untuk membangun battery swapping and charging infrastruktur mengingat ke depannya EV (electric vehicle) akan bertumbuh," ujar Ernie. 

Kemudian, lanjut Ernie, Pertamina juga akan mengembangkan DME (dimethyl ether) untuk mengurangi ketergantungan terhadap LPG, yang 70 persen di antaranya berasal dari impor.

"Ini adalah beberapa inisiatif Pertamina untuk mendukung perkembangan NRE, dan mencapai target bauran energi Pemerintah," ujarnya. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya