Bank Dunia Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2020 Jadi -2,2%

Kantor Bank Dunia
Sumber :
  • diverseeducation.com

VIVA – Bank Dunia melakukan revisi kebawah terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020. Terutama akibat akan lamanya proses pemulihan ekonomi akibat COVID-19.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Melalui Indonesia Economic Prospects Desember 2020, Bank Dunia memperkirakan ekonomi tahun ini minus 2,2 persen. Lebih buruk dari proyeksi September 2020 minus 1,6 persen.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen menekankan, dengan demikian ekonomi Indonesia tahun ini akan resesi pertama kalinya dalam dua dekade.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Baca jugaDunia Lagi Krisis, Barang-barang Mewah di China Justru Laku Keras

Selain itu, ditegaskannya, proyeksi itu mencerminkan pemulihan yang lebih lemah daripada perkiraan pada kuartal III dan sebagian kuartal IV-2020.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Sebab, masih adanya pembatasan mobilitas dan jarak sosial atau social distancing yang masih akan terus ada di tengah meningkatnya kasus-kasus COVID-19.

"Perjalanan menuju pemulihan kemungkinan besar akan panjang dan penuh tantangan," kata Satu di acara Indonesia Economic Prospects secara virtual, Kamis, 17 Desember 2020.

Oleh sebab itu, Satu menekankan, kebijakan kesehatan publik harus menjadi fokus utama pemerintah sambil menciptakan perekonomian yang solid untuk pemulihan lebih cepat.

Dengan semakin stabilnya pembukaan kembali perekonomian pada 2021, diikuti berkurangnya pembatasan sosial, pertumbuhan ekonomi pada 2021 diperkirakannya bisa ke 4,4 persen.

Kemudian, konsumsi dan investasi yang meningkat akan semakin memperkuat pertumbuhan mencapai angka 4,8 persen pada 2022 seiring meningkatnya kepercayaan konsumen.

"Didukung ketersediaan vaksin yang efektif dan aman bagi sebagian besar penduduk," tutur Satu.

Meski begitu, Bank Dunia mengingatkan masih adanya potensi penurunan lebih pada 2020 menjadi minus 2,5 persen, 2021 tumbuh 3,1 persen, dan 2022 bisa ke posisi 3,8 persen. 

Terutama akibat meningkatnya kasus penyebaran COVID-19, mendalamnya dampak COVID-19 ke ekonomi hingga lambatnya pemulihan ekonomi global.

Hal itu bisa memicu pembatasan mobilitas yang lebih ketat serta melemahnya perdagangan global maupun melemahnya harga-harga komoditas. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya