Agar Ekonomi RI Pulih, Bank Dunia: Kesehatan Publik Kuncinya

Ilustrasi suasana Ibu Kota Jakarta sebagai pusat bisnis.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia bisa jatuh lebih dalam pada tahun ini. Karena itu, mereka merekomendasikan tiga hal utama yang harus jadi fokus pemerintah.

Airlangga Pede Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh di Atas 5 Persen

Pada 2020, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia bisa minus 2,5 persen dan kemudian baru tumbuh pada 2021 menjadi 3,1 persen dan 2022 bisa ke posisi 3,8 persen.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen, mengatakan, perkiraan terburuk itu bisa dihindari bila pemerintah pertama memprioritaskan kesehatan publik.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Kesehatan publik menjadi kunci utama untuk pemulihan yang cepat dan aman untuk Indonesia," kata Satu di acara Indonesia Economic Prospects, Kamis, 17 Desember 2020.

Baca juga: Layanan Rapid Test Antigen di Bandara Soetta, Segini Tarifnya

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Maka, Satu memperkirakan, pembukaan kembali secara penuh bisa dilakukan sambil memperkuat pengujian, penelusuran kontak dan mempersiapkan pemberian vaksin yang efektif serta aman.

Adapun fokus kedua, dilanjutkannya, memberikan dukungan bagi rumah tangga serta pelaku usaha yang terdampak dan rentan sambil terus memperbaiki efektivitas bantuannya.

Kondisi itu, menurutnya, harus menjadi perhatian karena pandemi COVID-19 telah menciptakan 5,1 juta pengangguran di Indonesia, sehingga terjadi penurunan daya beli masyarakat.

"Untuk dapat memulihkan kondisi-kondisi ini baik di tingkat rumah tangga maupun perusahaan skala kecil, kita perlu melaksanakan upaya terukur yang didukung dengan baik," ucap Satu.

Adapun fokus ketiga, Satu menyarankan, agar pemerintah Indonesia menjalankan reformasi perpajakan dan belanja negara untuk membantu mendanai kegiatan dalam merespons krisis.

Sambil meningkatkan reformasi struktural untuk mendorong investasi, produktivitas dan modal manusia, serta meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Oleh karena itu kita perlu prioritaskan rencana fiskal dan perpajakan sehingga bisa mengurangi kebutuhan pembiayaan" tuturnya.

Untuk perkiraan moderat, Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2020 minus 2,2 persen. Kemudian pulih pada 2021 di level 4,4 persen dan 4,8 persen pada 2022.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya