Bank Indonesia Proyeksikan Ekonomi RI Minus 2 Persen pada 2020

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia bisa terkontraksi hingga minus 2 persen pada 2020. Sedangkan, perkiraan moderatnya minus 1 persen.

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

Perkiraan untuk keseluruhan tahun ini tersebut lebih buruk ketimbang perkiraan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menilai kontraksinya akan di kisaran minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen.

Baca juga: BKPM: Perusahaan Belanda Akan Bangun Industri Pala di Papua

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

Meski demikian, Perry menekankan, pergerakan tersebut didukung oleh mulai bergerak ke posisi positifnya ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2020 setelah minus 3,49 persen pada kuartal III-2020.

"Mulai positif pada kuartal IV-2020 dan berada pada kisaran minus 1 hingga minus 2 persen untuk keseluruhan tahun 2020," kata dia, Kamis, 17 Desember 2020.

BI Terbitkan Aturan Ketentuan Intensif untuk Perbankan

Perry mengatakan, perbaikan itu terindikasi dari berlanjutnya kinerja positif sejumlah indikator pada November 2020, seperti peningkatan mobilitas masyarakat di beberapa daerah.

Selain itu, berlanjutnya perbaikan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur, dan menguatnya keyakinan serta ekspektasi konsumen terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha.

"Ke depan, vaksinasi dan disiplin dalam penerapan protokol COVID-19 merupakan kondisi prasyarat bagi proses pemulihan ekonomi nasional," tutur dia.

Adapun pertumbuhan positif ekonomi diperkirakannya baru mulai terjadi pada 2021 di kisaran 4,8-5,8 persen. Didukung oleh pembukaan sektor-sektor produktif dan aman secara nasional maupun di masing-masing daerah.

Di sisi lain, juga ada akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial serta percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dalam menempuh langkah-langkah kebijakan lanjutan agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi," ucapnya.

Ilustrasi dolar AS

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Angka utang luar negeri tersebut turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$415,3 miliar.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022