Pembiayaan Korporasi Tinggi Akhir Tahun, Banyak Perusahaan Tahan Laba

Ilustrasi grafik perusahaan.
Sumber :
  • Ilustrasi

VIVA – Bank Indonesia mengumumkan hasil Survei Permintaan Pembiayaan Korporasi pada November 2020. Hasilnya, terjadi peningkatan kebutuhan pembiayaan dari sektor korporasi yang membuat laba perusahaan digunakan.

Lindungi Kesehatan Pekerja, Kemnaker Ajak Perusahan Aktif Tanggulangi Tuberkolosis di Tempat Kerja

Kondisi itu tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) untuk kebutuhan pembiayaan pada bulan tersebut mencapai 12,1 persen. Lebih tinggi dari Oktober 2020 sebesar 2,3 persen.

Baca jugaIK CEPA Resmi Diteken, Perdagangan RI-Korea Selatan Semakin Bebas

Prudential Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi 17 Triliun Selama 2023

Sejumlah sektor dengan kebutuhan pembiayaan yang meningkat antara lain pertambangan dan penggalian, perdagangan besar dan eceran serta pertanian, kehutanan dan perikanan.

"Kebutuhan pembiayaan korporasi tersebut secara umum terindikasi akan dipenuhi dari dana sendiri (laba ditahan)," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Jumat, 18 Desember 2020.

Dharma Polimetal Tebar Dividen 2023 Rp 171,29 Miliar, 28 Persen dari Laba Bersih

Hasil survei menunjukkan kebutuhan pembiayaan tersebut terutama untuk mendukung aktivitas operasional 79,1 persen, membayar kewajiban yang jatuh tempo 38,4 persen, dan mendukung pemulihan pasca era new normal 38,4 persen.

Adapun kebutuhan pembiayaan tiga bulan yang akan datang atau hingga Februari 2020, dikatakannya akan meningkat. Terindikasi dari SBT-nya yang sebesar 18,6 persen lebih tinggi dari bulan sebelumnya 15,1 persen.

Sementara itu, kebutuhan pembiayaan untuk responden rumah tangga hingga 3 dan 6 bulan yang akan datang diindikasikan masih terbatas. 90,7 persen responden menjawab belum ada rencana.

Bagi responden yang menyatakan berencana untuk menambah pembiayaan, jenis pembiayaan yang akan diajukan terutama Kredit Multiguna (KMG), Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

"Rumah tangga masih menjadikan bank umum sebagai preferensi utama sumber pembiayaan apabila akan mengajukan pembiayaan di masa mendatang," tutur Erwin.

Dari sisi penawaran perbankan, penyaluran kredit baru diperkirakan lebih meningkat pada Desember 2020. Tercermin dari SBT Desember 2020 sebesar 52,3 persen, lebih tinggi dari SBT November 2020 sebesar 13,5 persen.

"Berdasarkan kelompok bank, peningkatan tertinggi diperkirakan terjadi pada BPD dan bank umum dengan SBT masing-masing sebesar 56,1 persen dan 52 persen," ungkap dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya