RI Segera Punya Pabrik Sel Baterai Kendaraan Listrik Pertama di Dunia

Uji coba gunakan mobil listrik Jakarta-Bali
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal (Surabaya)

VIVA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengumumkan bahwa Indonesia akan segera memiliki pusat industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia. Industri dengan investasi raksasa itu diklaim akan menyerap banyak tenaga kerja.

Fakta Mengerikan Korea Selatan U-23 Jelang Lawan Timnas Indonesia U-23

Dikutip dari akun Instagram Kementerian BUMN, pengembangan industri itu akan dilakukan oleh perusahaan electric vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan, LG Energy Solution Ltd, yang bekerja sama dengan konsorsium BUMN. LG Energy Solution merupakan bagian dari LG Chem, anak perusahaan dari konglomerasi LG Group.

Proyek kerja sama investasi yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 29 Desember 2020 itu merupakan hasil tindak lanjut pertemuan Jokowi dan Presiden Moon Jae In di Busan pada November 2019.

PLN Sebut Tak Semua Tiang Listrik Bisa Dijadikan SPKLU Kendaraan Listrik, Ini Alasannya

Baca: Bepergian Pakai Mobil Listrik, Berapa Daya Diperlukan Jakarta-Bali?

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Kementerian BUMN dan kementerian/lembaga terkait lainnya melakukan berbagai pertemuan tindak lanjut dengan LG. “Serangkaian proses negosiasi yang panjang telah dilakukan dengan berpedoman pada prinsip saling percaya dan bertujuan untuk saling menguntungkan.”

Momen STY Dilempar Telur Kembali Viral Jelang Indonesia vs Korsel, Warganet: Buktikan Coach

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, sebagaimana ditulis dalam unggahan di Instagram itu, menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan LG Energy Solution di Seoul, Korea Selatan, pada 18 Desember 2020.

Penandatanganan ini disaksikan oleh Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Energi Korea Selatan Sung Yun-mo. MoU berisi tentang kerja sama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining) serta industri prekursor dan katoda dengan nilai rencana investasi mencapai USD9,8 miliar.

Hal lain yang juga menjadi bagian dari nota kesepahaman adalah memprioritaskan produk lokal untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas industri nasional. “Pemerintah Indonesia juga memastikan bahwa proyek investasi raksasa ini akan menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja Indonesia.”

Negara-negara di dunia telah mencanangkan pengurangan konsumsi bahan bakar dan pengurangan emisi karbondioksida dan pencanangan penerapan kendaraan listrik sebanyak 15-100 persen dari total kendaraan yang beredar. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya