Jangan Kaget, Harga Tempe Naik tapi Ukuran Diperkecil

Pengrajin tempe mengolah kedelai impor
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

VIVA – Tempe dan tahu kini muncul kembali di pasar setelah sempat mogok produksi selama tiga hari. Tapi jangan kaget, dua makanan berbahan kacang kedelai itu dipatok dengan harga baru.

Daftar Harga Pangan 23 April 2024: Daging Sapi hingga Telur Ayam Turun

Produsen tahu dan tempe sekaligus Ketua Paguyuban Pengrajin Tahu dan Tempe Semanan Kalideres, Jakarta Barat, Sutaryo, mengatakan usai rapat internal dengan pengrajin tempe lainnya se-DKI Jakarta, kini harga jual tempe Rp500 per potong mulai Senin, 4 Januari 2021.

Sutaryo menjelaskan, sebelumnya pengrajin tempe melakukan mogok produksi sejak Jumat, 1 Januari 2021, seiring dengan naiknya kedelai di pasaran.

Rupiah Melemah, OJK Kasih Tips Emak-emak Kelola Keuangan

Baca juga: Percantik Laporan Keuangan Perusahaan Pakai Harta Pribadi Bisa Disita

"Hari ini sudah mulai berjualan seperti semula. Niatnya harga penjualan naik, tapi ternyata mampunya naik Rp500 perak per satu potong itu. Ini uji coba dulu," ujar Sutaryo saat dikonfirmasi, Senin, 4 Januari 2021.

Harga Emas Hari Ini 23 April 2024: Produk Antam Amblas, Global Bervariasi

Sutaryo menjelaskan, kenaikan kedelai mentah tersebut belum sebanding dengan naiknya biaya operasional yang dikeluarkan para pengrajin. Guna meraih untung dalam penjualan tempe dan tahu, harga harus naik Rp500 per potongnya.

"Itu pun dihitung-hitung belum nutup dengan kenaikan (harga kedelai)," ujarnya.

Di tengah kenaikan harga tempe dan tahu di pasaran, Sutaryo menjelaskan, beberapa pelanggan enggan membeli tempe yang sudah pihaknya produksi dengan adanya kenaikan harga tersebut.

"Pelanggan berkurang juga. Terasa lah," ujarnya.

Tak hanya menaikkan harga jual tempe, Sutaryo mengatakan, para pengrajin juga dengan sangat terpaksa mengurangi kapasitas panjang tempe yang diproduksi sebanyak 2 sentimeter.

"Tadinya 20 cm, saya kurangi jadi 18 cm. Itu pun dihitung-hitung belum nutup," ujarnya.

Jumlah tempe yang ia produksi pun dikurangi. Sebelumnya produksi 130 kilogram tempe dalam sehari, kini hanya 100 kg.

Sulitnya mengambil untung penjualan tahu dan tempe di tengah kenaikan harga kedelai, lanjut Sutaryo, juga membuat beberapa rekan pengrajin tempe gulung tikar, sebab tak mampu menutupi ongkos produksi yang meningkat.

"Teman-teman yang produksi 30 kilo sehari, yang menyewa (tempat produksi) itu ada yang pulang kampung, pada gulung tikar," ujarnya.

Diketahui, aksi mogok produksi dilakukan selama tiga hari pada akhir pekan lalu diserukan Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta. Hal itu seiring melonjaknya harga kedelai, dari Rp7.200 menjadi Rp9.200 per kg. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya