Pemicu Rupiah Masih Bertengger Kuat di Level Rp13.900 Per Dolar

Uang kertas rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih mampu menguat pada perdagangan Rabu, 6 Januari 2021. Rupiah masih mampu bergerak di kisaran atas Rp13.900 per dolar AS.

Rupiah Sentuh Rp 16.128 per Dolar AS, Airlangga: Sedikit Lebih Baik dari Malaysia dan China 

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok nilai tengah hari ini di level Rp13.926 per dolar AS. Menguat dari level nilai tengah kemarin Rp13.945 per dolar AS.

Di pasar spot, hingga pukul 10.40 WIB, rupiah telah ditransaksikan di level Rp13.915 per dolar AS. Tak ada perubahan jika dibandingkan level penutupan perdagangan kemarin di level Rp13.915.

Rupiah Melemah, BI Koordinasi dengan Pemerintah Lakukan Langkah Stabilisasi

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuabi, menyatakan pergerakan rupiah sepanjang hari ini akan dipengaruhi oleh sentimen pelaku pasar terhadap hasil kebijakan moneter bank sentral AS hari ini.

"Federal Reserve AS juga akan merilis risalah dari pertemuan kebijakan Desember pada hari ini. Presiden Cleveland Federal Reserve Bank Loretta Mester mengatakan pada hari Senin bahwa kebijakan moneter akan tetap akomodatif," tutur Ibrahim.

Analis Perkirakan BI Bakal Intervensi Besar-besaran Imbas Rupiah Ambruk ke Rp 16.128 per Dolar AS

Beberapa investor katanya juga telah memperingatkan bahwa penyebaran COVID-19 selama liburan dan pembatasan yang lebih ketat akan berdampak signifikan pada perekonomian.

"Namun, dampaknya sebagian besar akan dihentikan pada kuartal pertama tahun ini karena peluncuran vaksin terus berlanjut. Investor memperkirakan greenback akan terus melemah di tengah ekspektasi sentimen risiko akan terus membaik pada 2021," ungkapnya.

Di Indonesia, 3 juta vaksin telah dikirimkan ke berbagai daerah dan diharapkan pertengahan Januari 2021 vaksinasi dapat dilakukan secara bertahap sampai kuartal pertama 2022.

"Sehingga akan meningkatkan kepercayaan diri masyarakat dalam beraktivitas. Aktivitas yang meningkat tersebut turut mendorong kegiatan konsumsi dan daya beli masyarakat menjadi lebih bergerak," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya