Turis Sepi, Tingkat Hunian Hotel di Bali Kurang dari 20 Persen

Cabana Hard Rock Hotel Bali
Sumber :
  • Dokumentasi Hardrock Bali

VIVA – Senior Associate Director Colliers International, Ferry Salanto, mengatakan sektor perhotelan, khususnya di sejumlah daerah yang mengandalkan pariwisata sebagai motor pemasukan daerahnya seperti Bali, sangat terpukul akibat pandemi COVID-19.

Turis China Tewas Usai Jatuh ke Jurang Ijen, Menpar Ingatkan Pengunjung Untuk Patuhi Aturan

Sebab, kedatangan turis baik domestik maupun mancanegara ke Bali, menurun drastis selama pandemi.

"(Penurunan turis domestik dan mancanegara) sangat drastis, bahkan hingga mencapai puluhan (turis) saja selama bulan April, Mei, Juni, Juli (2020)," kata Ferry dalam telekonferensi, Rabu 6 Januari 2021.

Liburan di Dubai, Shandy Aulia Terdampak Badai Ekstrem

Meski demikian, terdapat sedikit kenaikan jumlah turis ke Bali pada Agustus 2020 lantaran pelonggaran PSBB saat itu. Namun, hal itu tak berdampak signifikan bagi perkembangan jumlah turis di Bali.

Sementara itu, pasar turis asing di Bali hingga saat ini masih tetap datar dan sama sekali belum terlihat adanya tanda-tanda peningkatan jumlah turis mancanegara tersebut. 

Grand Elty Krakatoa: Liburan Impian di Lampung dengan Pemandangan Menakjubkan

"Jadi memang banyak turis asing yang berpikir dua kali kalau mau ke Bali, sehingga (tingkat kunjungan turis asing) flat," ujar Ferry.

Ferry menambahkan, kondisi tersebut membuat tingkat hunian kamar hotel di Bali belum mendekati kata ideal.

Data Colliers menunjukkan dari bulan April hingga November 2020, tingkat hunian di Bali masih tetap berada di bawah angka 20 persen. Hal ini menurutnya sangat kontras dibandingkan dengan kondisi tahun lalu. 

"Di mana tingkat keterhunian hotel itu biasanya berada di atas angka 60-70 persen, terutama menjelang akhir tahun yang masih bisa meningkat dengan cukup drastis," kata Ferry.

Namun, ia menjelaskan, Colliers International belum merangkum data soal tingkat keterhunian hotel untuk bulan Desember 2020. Tapi, Ferry memastikan momentum Natal dan Tahun Baru 2021 kemarin masih akan tetap sama.

Menurut dia, hal tersebut karena imbauan dan larangan untuk masyarakat melakukan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, baik di perayaan Natal maupun tahun baru lalu.

"Untuk tingkat keterhunian di bulan Desember kemungkinan tidak akan signifikan, karena ada imbauan pemerintah untuk tidak melakukan kegiatan akhir tahun secara berlebihan. Kemungkinan kondisi ini masih akan terus terjadi sampai beberapa bulan ke depan," ujarnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Bandingkan Utang RI dengan Negara Lain saat Pandemi

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya