Komoditas Ekspor Ini Akan Jadi Andalan RI pada 2021

Ekspor Kayu Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVA – Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi mengungkapkan komoditas-komoditas ekspor andalan yang akan dia galakkan pada 2021. Di antaranya adalah komoditas barang dari kayu, perhiasan hingga sarang burung walet.

Neraca Perdagangan RI Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Mendag: Bagian dari Keberhasilan Kemendag

Untuk komoditas itu dikatakannya menghasilkan nilai ekspor yang sangat baik sepaniang mewabahnya COVID-19. Dari Januari-November 2020 ekspor produk kayu mencapai US$3,4 miliar dan perhiasan US$7,8 miliar.

"Produk kayu yang jumlah ekspornya lebih dari US$3,4 miliar angka ini Januari-November 2020 atau sekitar 2,5 persen dari ekspor kita dan juga perhiasan US$7,8 miliar atau 5,65 persennya," tutur dia, Senin, 11 Januari 2021.

Skenario Tante Bunuh Keponakan di Tangerang, Ambil Perhiasan Korban Biar Dikira Kasus Pencurian

Di sisi lain, produk barang dari kayu dan perhiasan, ditegaskan Luthfi, menyerap banyak tenaga kerja karena model industrinya yang padat karya. Karena itu, jika dioptimalkan akan menciptakan lapangan kerja yang besar.

"Kedua produk tersebut didominasi padat karya karena ini pengrajin dan banyak usaha UMKM yang bisa kita galakkan dari sektor ini jadi ini dua barang yang akan kita push terus untuk UMKM dan mudah-mudahan bisa ciptakan lapangan usaha yang besar," tutur dia.

Soal Utang Rafaksi Minyak Goreng ke Pengusaha, Kemendag: Mudah-mudahan Mei Selesai

Adapun untuk komoditas sarang burung walet, Luthfi mengungkapkan, sepanjang Januari-November 2020 telah mampu dijual sebanyak 2 juta kilogram atau setara 2.000 ton. Adapun nilai per kilogram, kata Luthfi, adalah Rp25 juta.

Dengan demikian, dia menilai, porsi ekspor sarang burung walet telah mencapai nilai sekitar US$8 miliar atau setara dengan 4-5 persen dari total keseluruhan ekspor non migas Indonesia. Barang ini, menurut dia, bisa diberikan nilai tambah. 

"Yang kita jual ke pasar China dengan arrangement perdagangan adalah 110 ton sisanya 1.900 ton dijual secara bebas tapi dari situ 1 kilo Rp25 juta kami ingin negosiasikan dengan pemerintah China supaya ekspor kita 25 juta per kg akan digalakkan," katanya.

Meski secara nominal per kilogramnya sudah sangat besar, Luthfi menilai masih ada peluang bagi pelaku usaha sarang burung walet Indonesia mendapatkan harga yang lebih baik. Oleh sebab itu, dia berencana terlibat langsung menggalakkan ekspornya.

"Tapi untuk dapat harga terbaik itu kita perlu bantu karena di sini tingkat sanitasinya sangat tinggi, kebersihan dan produk yang matang dalam proses ini akan sangat menentukan. Tentunya kami akan menggalakkan dengan cara yang baik yaitu tidak semata-mata membuat peraturan yang menyusahkan eksportir kita," ucapnya.

Baca juga: Bangga Gunakan Produk Lokal, Luhut: Bentuk Perjuangan Bangsa

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya