Dunia Menuju Normal Herd Immunity, Mendag: Harga Batu Bara Akan Naik

Kapal tongkang pengangkut batu bara saat melintas di Sungai Musi, Palembang
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA – Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi memperkirakan bahwa harga-harga komoditas andalan ekspor Indonesia akan terus mengalami kenaikan ke depannya. Termasuk untuk komoditas pertambangan seperti batu bara hingga tembaga.

Neraca Perdagangan RI Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Mendag: Bagian dari Keberhasilan Kemendag

Menurut Luthfi, batu bara masih menjadi komoditas ekspor penting Indonesia. Pada Januari - November 2020 saja, kata Luthfi, ekspor komoditas itu mencapai US$15,54 miliar atau setara dengan 11 persen dari total ekspor.

"Naiknya lumayan tinggi. Jadi kalau batu bara ada kenaikan 4 persen, bayangkan kami ke depan pertumbuhannya akan naik," ujar Luthfi saat konferensi pers, Senin, 11 Januari 2021.

Mendag Zulhas Tegas Tolak Impor Bawang Merah di Tengah Lonjakan Harga

Dia menekankan, kondisi itu disebabkan karena berbagai harga komoditas dunia tengah mengalami kenaikan, seperti jagung dan kedelai. Kondisi itu juga tidak lepas dari pengaruh perang perdagangan antara China dan Australia yang kini tengah memanas.

"Jadi kita harus manfaatkan posisi ini saya akan koordinasi dengan Kementerian ESDM ketika harga optimis begini kita bisa menikmati dari permasalahan tersebut," ucapnya.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Oleh sebab itu, dipastikannya, Kementerian Perdagangan ke depan akan mendukung perdagangan komoditas-komoditas yang tengah mengalami kenaikan harga tersebut. Terutama dengan memanfaatkan kekuatan perjanjian perdagangan yang telah dimiliki.

"Tapi bukan hanya batu bara, kelihatan di situ nikel juga naik copper, tembaga naik dan emas meski sudah melandai sempat ada harga kuat dibanding harga-harga sebelumnya," kata dia.

Secara keseluruhan, Luthfi menilai, kinerja ekspor impor Indonesia memang akan mulai membaik pada 2021. Kondisi itu tidak terlepas dari proses vaksinasi COVID-19 yang mulai dilakukan di banyak negara, termasuk Indonesia.

"Jadi kalau bisa kita lihat negara maju negara destinasi ekspor kita, terutama misalnya China, Amerika Serikat, Eropa, mereka ini akan menuju normal herd immunity," papar dia.

Dari sisi target ekspor impor 2021, Luthfi mengatakan, baru akan menghitung setelah data ekspor impor dan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 diumumkan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

"Mungkin pada minggu depan saya akan umumkan outlook sekaligus rencana Kemendag untuk genjot nilai ekspor tersebut. Jadi kita melihat ini akan positif," ungkap Lutfi. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya