Deretan Miliarder yang Hilang Usai Melawan Pemerintah China

Pendiri Alibaba Jack Ma
Sumber :
  • Instagram/@alibaba.group

VIVA – Dalam beberapa hari terakhir dunia digemparkan dengan pemberitaan hilangnya miliarder China Jack Ma. Ia diketahui menghilang selama dua bulan terakhir usai mengkritik regulator China pada akhir Oktober 2020 lalu di Shanghai.

100 Orang Masih Hilang Dalam Aksi Penembakan di Gedung Konser Moskow

Tapi, pada akhirnya diketahui Jack Ma tidak benar-benar menghilang, melainkan harus menghilang dari publik karena dirinya dalam pemeriksaan otoritas China karena dinilai melakukan monopoli atas data pribadi pengguna Alipay.

Kondisi hilangnya Jack Ma dari depan publik ternyata bukan yang pertama kali terjadi di China. Sebab, ada beberapa miliarder yang ternyata juga menghilang usai berseteru dengan pemerintah China seperti dikutip Forbes, Rabu 13 Januari 2021, berikut ini:

Penampakan 'Before-After' Jembatan di Baltimore AS yang Runtuh Ditabrak Kapal

1. Guo Guangchang hilang Desember 2015

Miliarder Guo Guangchang diketahui menghilang pada Desember 2015, pendiri dan konglomerat investasi Fosun International itu hilang dan beberapa saksi melihat bahwa Guo dijemput polisi di Bandara Shanghai.

Miliarder Angela Chao Tewas Usai Teslanya Error dan Terjun ke Danau

Sering disebut Warren Buffett China, Guo membangun perusahaannya yang terdaftar di Hong Kong dan menjadi raksasa properti senilai US$115 miliar dengan investasi di seluruh Asia, Eropa, dan Amerika Utara. 

Usai menghilang, perusahaannya menghentikan sementara perdagangan sahamnya dan mengatakan bahwa Guo membantu otoritas kehakiman dalam penyelidikan yang tidak diketahui tujuannya. 

Guo kemudian kembali ke perusahaan dan tidak ada penjelasan dari pihak berwajib. Kini Guo memiliki kekayaan bersih sebesar US$7,5 miliar atau setara Rp105 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar) dan masih memimpin Fosun International.

2. Zhou Chengjian hilang Januari 2016

Miliarder Zhou Chengjian dinyatakan hilang pada Januari 2016. Pemimpin perusahaan fast fashion Shanghai Metersbonwe Fashion & Accessories itu diketahui diamankan pemerintah China usai dituduh kasus perdagangan orang dan manipulasi saham.

Atas hilangnya Zhou perusahaannya menghentikan sementara perdagangan saham. Zhau diketahui hilang selama sepekan dan kemudian kembali bekerja tapi tidak merinci apa yang telah terjadi saat menghilang.

Perusahaan Metersbonwe sendiri kini sudah mencatat pendapatan hingga US$800 juta pada 2019. Kini perusahaan tersebut dikelola oleh putrinya dan Zhou tetap menjadi pemegang saham terbesarnya dengan kekayaan mencapai US$1,3 miliar atau setara Rp18,2 triliun.

3. Xiao Jianhua hilang Januari 2017

Miliarder perusahaan investasi Tomorrow Group Xiao Jianhua, diculik dari Hong Kong dengan sedikit penjelasan. Pada Januari 2017, Xiao dilaporkan dibawa dari Hotel Four Season dengan kursi roda dengan kepala tertutup.

Xiao dibawa melintasi perbatasan ke daratan China. Lebih dari setengah lusin usaha Xiao yang terkait Tomorrow Grup kemudian diambil alih oleh pemerintah. Hal itu karena dituduh menyembunyikan informasi tentang pemegang saham pengendali dan kepemilikan saham perusahaan. 

Xiao yang konon memiliki hubungan baik dengan elit politik China dan memfasilitasi transaksi bisnis untuk mereka, belum muncul kembali di mata publik. Seorang juru bicara Tomorrow Group tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

4. Ren Zhiqiang hilang Maret 2020

Maestro real estate Ren Zhiqiang dilaporkan hilang pada Maret 2020 setelah menulis kritik secara online yang mengecam penanganan pandemi COVID-19 oleh pemerintah China. Di mana ia menyebut Xi sebagai badut meski tak menyatakannya secara langsung.

Pada Juli lalu akhirnya pemerintah mengumumkan keberadaan Ren yang ternyata juga termasuk dalam anggota lama Partai Komunis China. Ia dinyatakan bersalah dan semua asetnya disita serta dijatuhi hukuman 18 tahun penjara pada September 2020.

Ia dituduh menerima suap dan menyalahgunakan kekuasaannya sebagai kepala kelompok real estate milik negara. Sementara para pendukungnya mengklaim bahwa Ren dihukum karena berbicara menentang Xi (Presiden China).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya