- Dok. PGN Semarang
VIVA – Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan para petani cenderung tidak terlalu untung untuk menanam kedelai. Sebab, harga produksi dibandingkan harga jual sangat tipis selisihnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, biaya produksi kedelai di tingkat petani mencapai Rp5 ribu sampai dengan Rp6 ribu.
Sementara itu, harga jual kedelai, sebelum adanya pandemi COVID-19 dikatakannya sebesar Rp6.500 sampai dengan Rp7 ribu per kilogramnya.
"Sehingga keuntungan menanam kedelai data BPS (Badan Pusat Statistik) 2017 itu cuma Rp1 juta rupiah per hektare," kata Suwandi di Ruang Rapat Komisi IV DPR, Rabu, 13 Januari 2021.
Baca juga: Sri Mulyani Setor Daftar Nama Calon Dewas SWF Indonesia ke DPR
Dengan kondisi tersebut, ditegaskannya, para petani cenderung lebih memilih untuk menanam jenis lain yang lebih menguntungkan, seperti jagung dan tebu.
"Itu sangat rendah sekali, jauh di bawah menanam padi dan jagung. Sehingga petani lebih memilih untungnya yang lebih tinggi seperti jagung dan beberapa tempat memilih tebu," ucapnya.
Dia menegaskan, tanaman padi pada 2017 mampu memberikan keuntungan jauh lebih tinggi. Yakni sebesar Rp9-10 juta sama seperti jagung.
Adapun solusi untuk menghadapi besarnya biaya produksi kedelai tersebut, Suwandi mengaku telah memetakannya. Salah satunya dengan tumpang sari.
"Langkah solusi di luar skala luas dengan mekanisasi full subsidi, bantuan segala macam full paket itu Rp3 juta per hektare. Kami juga melakukan pola yang bisa gendong (tumpang sari)," katanya.
Untuk itu, dia menekankan, bagi petani yang menanam jagung atau kelapa sawit bisa diselipkan nantinya untuk menanam kedelai.
"Nanam jagung mohon maaf kita selipkan kedelai di antara sebelum tebu, rotasi dengan kedelai atau di sawit dan seterusnya pola-pola itu dan kita memanfaatkan lahan-lahan di luar padi," papar dia.
Saat ini, dia menambahkan, harga kedelai di tingkat petani cukup bagus yakni di sekitar Rp8.000-8.500. Ini menurutnya memberi motivasi bagus petani dan semangat untuk tanam kedelai meskipun harganya sebelum pandemi COVID-19 Rp6.500-7.000.