Jepang Tolak Tawaran Trilateral Kereta Cepat JKT-SBY dengan China

Ilustrasi Kereta Cepat.
Sumber :
  • tekkenweb.sakura.ne.jp

VIVA – Pemerintah Indonesia berencana mengajak China dan Jepang bersama-sama membangun kereta cepat Jakarta-Surabaya. Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi mengatakan, usulan itu mulanya disampaikan kepada pihak Jepang.

Layani Pemudik, Kemenhub Minta KAI dan KCIC Tambah Armada KA Feeder Whoosh

"Ini awal idenya muncul dari Gubernur JBIC Tadashi Maeda pada saat pertemuan dengan Pak Luhut," kata dia kepada VIVA, Sabtu, 16 Januari 2021.

Dia melanjutkan, penawaran itu berkembang untuk melibatkan China dengan menggunakan skema trilateral. "Terus kami tawarkan juga ke pihak Jepang dan China kerja sama trilateral aja," kata Jodi.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Menurut dia, skema tersebut bukan hal yang tidak mungkin dilakukan. Sebab, Thailand juga pernah menggunakan skema tersebut untuk proyek yang sama.

"Pernah ada pengembangan rute kereta juga di Thailand. Nah itu trilateral Thailand, Jepang dan China. Nah kita menawarkan ide yang sama," ungkapnya.

China Gelar Kompetisi Sunat Online, Diikuti Puluhan Dokter Bedah

Baca juga: Tawaran Kereta Cepat JKT-SBY ke China Berbeda Rute dengan Jepang

Namun, diutarakannya, dengan berjalannya waktu Jepang tidak juga menyambut positif usulan kerja sama trilateral tersebut.

"Mereka belum menyambut positif, ini belum ditanggapi. Jadi pada saat ketemu dengan China ditawarkan Pak Luhut," tutur Jodi.

Menurut Jodi, Jepang masih ingin fokus membangun kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Dengan kereta ini maka Jakarta-Surabaya bisa ditempuh dalam waktu maksimal 5,5 jam.

"Sementara ini mereka (Jepang) fokus ke yang jalur utara (kereta semi cepat Jakarta-Surabaya). Itu tetap," tutur Jodi.

Sementara itu, China ditekankannya, ditawarkan untuk membangun kereta cepat lanjutan rute Jakarta-Bandung menjadi ke Surabaya.

"Ini baru pembahasan awal. Saya kurang tahu dananya (investasi), itu masih tergantung penilaian di lapangan, belum ada penawaran," ungkapnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya