Lapan Gunakan Sukuk untuk Pengembangan Pesawat R80 BJ Habibie

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin (kiri).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) ternyata memanfaatkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk untuk mengembangkan berbagai model pesawat, termasuk pesawat R80 yang dirintis oleh mantan Presiden BJ Habibie.

Ekonom Soroti 3 Capres-Cawapres yang Belum Singgung soal Pasar Modal Syariah RI

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menyatakan, pengembangan itu dilakukan dengan memanfaatkan pembangunan Laboratorium Pengujian Komponen Pesawat yang dananya berasal dari sukuk tersebut dengan nilai sebesar Rp125 miliar.

"Sampai Januari ini sudah sebagian terlaksana, tetapi sebagian terkendala oleh COVID sehingga dilaksanakan luncuran 2021," kata Thomas, secara virtual Rabu, 20 Januari 2021.

RI Kantongi Hasil Green Sukuk US$6 Miliar, Ini Sektor-sektor yang Dibiayai

Baca juga: Joe Biden-Kamala Harris Dilantik Hari Ini, Warga Diminta di Rumah

Proyek itu dikerjakan sejak 2020-2021. Hingga 19 Januari 2021, katanya, proses pembangunan laboratorium itu sudah sampai pada tahap penyelesaian sisa pekerjaan senilai Rp64,95 miliar. Finalisasi gedung, peralatan dan fasilitas pendukung laboratorium terhambat COVID-19.

Kemenkeu Beberkan Proyek Nasional yang Dibiayai Green Sukuk, Ada LRT Palembang

Dengan laboratorium tersebut, Thomas menyatakan, Lapan akan mengembangkan beberapa pesawat pada tahun ini. Seperti Pesawat N219 Amphibi, N245, R80 rintisan BJ Habibie, pesawat tanpa awak kombatan bernama MALE dan Cargo Drone.

"Pesawat tanpa awak kombatan, MALE, dikembangkan BPPT dan Lapan sedang kerja sama dengan Garuda Indonesia untuk pengembangan Cargo Drone," tuturnya.

Dengan adanya Laboratorium Pengujian Komponen pesawat tersebut, dipastikannya akan menumbuhkan kemandirian industri komponen pesawat dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 60 persen.

Selain itu, juga bisa meningkatkan daya saing bagi pesawat produksi dalam negeri terutama dari sisi harganya yang akan lebih kompetitif, serta mendorong tumbuh kembangnya kegiatan penelitian dan pengembangan produk komponen pesawat udara domestik.

"Dan juga tentu untuk mendukung terkait dengan jaminan mutu keamanan produk komponen pesawat terbang," ujar Thomas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya