Sri Mulyani Jabarkan Rincian Fokus APBN 2021

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR. (foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 masih akan difokuskan untuk menangani pandemi COVID-19 termasuk dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Sri pun menjabarkan secara rinci fokus anggaran yang akan digunakan untuk penanganan COVID-19. Pertama adalah untuk penguatan kesehatan dengan total anggaran sebesar Rp169,7 triliun. Dari situ, khusus untuk penanganan COVID-19 sebesar Rp61,84 triliun.

"Dan ini masih terus bisa berubah dengan adanya ketidakpastian terhadap peningkatan jumlah kasus dan juga keinginan pemerintah untuk menggunakan supply vaksin COVID-19," kata dia secara virtual, Kamis, 21 Januari 2021.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Baca juga: Disebut Kota Tak Patuh Protokol COVID-19, Depok Bilang Berbahaya 

Dia merincikan, anggaran yang difokuskan untuk antisipasi pengadaan vaksin COVID-19 tahun ini sebesar Rp18 triliun, antisipasi imunisasi vaksinasi Rp3,7 triliun, sarana dan prasarana, laboratorium, litbang serta PCR Rp1,3 triliun.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Selain itu, ada untuk antisipasi bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja kelas III Rp2,4 triliun serta carry over SILPA 2020 untuk penanganan kesehatan dan vaksin COVID-19 Rp36,44 triliun.

Kemudian, untuk anggaran program perlindungan sosial pada 2021 disebutkannya sebesar Rp408,8 triliun. Besaran itu digelontorkan untuk mencapai target prioritas pembangunan bidang perlindungan sosial, baik dalam bentuk bantuan sosial maupun beasiswa.

"Rp408 triliun untuk masyarakat kita yang masih akan menghadapi masa transisi dan tekanan yang belum sepenuhnya pulih, baik itu dalam bentuk bansos maupun beasiswa bagi anak didik," ungkap mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Selanjutnya adalah anggaran infrastruktur yang pada 2021 dialokasikan sebesar Rp417,4 triliun. Besaran anggaran itu difokuskan untuk penyediaan layanan dasar, peningkatan konektivitas, informasi dan teknologi (IT) serta dukungan pemulihan ekonomi.

Sementara itu, pembangunan di bidang teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) Rp26 triliun yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan memberikan layanan kepada masyarakat secara luas. Sebab, COVID-19, menurutnya, menyadarkan akan pentingnya internet.

"Infrastruktur ini akan didorong untuk mengejar proyek-proyek yang pada 2020 mengalami penundaan dan kita harap akan bisa diselesaikan dengan tata kelola yang baik. Pembangunan TIK diharapkan membuat seluruh pelosok Indonesia memiliki konektivitas," ucapnya.

Di luar itu, anggaran juga difokuskan untuk program ketahanan pangan. Pada 2021, alokasi anggaran untuk program itu disiapkan Sri sebesar Rp99 triliun yang diarahkan untuk peningkatan produktivitas pangan serta dukungan pemulihan ekonomi.

Terakhir, anggaran difokuskan untuk pembangunan bidang pariwisata yang pada 2021 dialokasikan sebesar Rp14,2 triliun. Dana itu diarahkan untuk kegiatan prioritas dalam rangka mendorong pemulihan sektor pariwisata dari dampak COVID-19.

"Kita memasuki 2021 tetap dengan optimisme yang tinggi karena kita paling tidak telah melewati 2020 yang luar biasa dan merupakan shock yang tidak terjadi 100 tahun sekali dan Indonesia Alhamdulillah dalam suasana yang relatif lebih baik," tegas Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya