KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan RI Normal dan Ekonomi Membaik

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Sumber :
  • VIVAnews/Arrijal Rachman

VIVA – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan bahwa stabilitas sistem keuangan hingga akhir 2020 dan awal 2021 masih berada dalam kondisi yang normal di tengah membaiknya perekonomian Indonesia.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, kondisi itu ditopang sinergi kebijakan otoritas dan berbagai langkah kebijakan yang telah ditempuh dalam mengatasi dampak COVID-19.

"Stabilitas sistem keuangan berada dalam kondisi normal di tengah perekonomian yang juga berlangsung membaik," kata Sri saat mengumumkan hasil rapat berkala KSSK, Senin, 1 Februari 2021.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Sri mengungkapkan kondisi itu dibuktikan dari terus membaiknya berbagai indikator dini perekonomian Indonesia. Misalnya, Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur yang sudah dalam fase ekspansi.

"Tercermin pada perbaikan PMI Manufaktur yang hari ini meningkat bahkan terkuat dalam enam tahun terakhir dan indeks keyakinan konsumen yang juga menguat," tegas Sri.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Selain itu, dia melanjutkan, berbagai lembaga internasional juga telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2021 akan tumbuh di kisaran 5 persen. Sehingga, perdagangan global menguat.

"Dan ini diharapkan menaikkan volume perdagangan internasional dan juga mendorong perubahan harga komoditas global. Dari sisi ketidakpastian pasar keuangan diperkirakan trennya menurun," ucapnya.

Dengan berbagai indikasi itu, Sri memperkirakan neraca pembayaran Indonesia akan terus membaik pada 2021 ditopang defisit transaksi berjalan yang berada pada kisaran 1-2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Dipengaruhi ekspor tumbuh positif sering pemulihan global dan impor yang diperkirakan naik namun itu untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri dalam bentuk bahan baku dan barang modal," tutur dia.

Di sisi lain, inflasi diperkirakannya akan kembali bergerak dalam sasaran 3 plus minus satu persen ditopang oleh pergerakan inflasi inti. Begitu juga dengan fungsi intermediasi perbankan yang juga pulih.

"Prospek dari kecepatan pemulihan ekonomi sangat dipengaruhi perkembangan COVID-19 dan vaksinasi serta tentunya disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan," ungkap Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya