Bank Syariah Indonesia Ditargetkan Masuk IDX BUMN 20

Logo Bank Syariah Indonesia (BSI)
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Hery Gunardi, menegaskan bahwa saat ini pihaknya menargetkan untuk bisa masuk ke indeks IDX BUMN 20 di Bursa Efek Indonesia.

Kepemimpinan Perempuan di BUMN dan Cara BKI Lanjutkan Semangat Kartini

Hal itu diutarakannya dalam sambutan pada seremoni debut PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau "BRIS", yang digelar di Bursa Efek Indonesia hari ini, Kamis 4 Februari 2021.

Indeks IDX BUMN 20 itu sendiri diketahui sebagai indeks pengukuran kinerja harga dari 20 saham perusahaan tercatat, yang terdiri dari jajaran perusahaan BUMN, BUMD, dan afiliasinya.

Kembangkan Produk Urea dan Amonia, Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei BFI

"Kalau kita lihat kinerja saham BRIS yang sangat positif meskipun di tengah pandemi COVID-19, maka kami berharap BRIS bisa jadi primadona di bursa dan dapat masuk ke indeks IDX BUMN 20," kata Hery dalam telekonferensi, Kamis 4 Februari 2021.

Hery beralasan, ditargetkannya saham BRIS agar bisa masuk ke dalam indeks IDX BUMN 20, adalah demi melihat cemerlangnya kinerja saham tersebut bahkan sejak pertama kali melantai di bursa melalui mekanisme IPO (initial public offering) pada medio 2018 silam.

United Tractors Tebar Dividen hingga Total Rp 8,2 Triliun

Kecemerlangan itu misalnya dapat dilihat dari harga saham BRIS yang pada saat IPO hanya sebesar Rp510 per lembar saham. Namun, per 3 Februari 2021 kemarin, harga sahamnya sudah naik lebih dari lima kali lipat menjadi Rp2.750 per lembar saham.

Apalagi, jika dilihat dari sisi kapitalisasi pasar BRIS dari yang awalnya hanya sekitar Rp4,96 triliun, namun per 3 Februari 2021 kemarin tercatat telah melejit menjadi Rp112,8 triliun.

Hery mengakui bahwa hal ini tak terlepas dari adanya tambahan saham yang berasal dari dua bank yang lain, yakni BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri, yang menjadi partner merger dari BRIS.

"Sehingga hal itu pun menyebabkan market cap BRIS naik puluhan kali lipat menjadi Rp112,8 triliun," kata Hery.

"Karenanya, kami berharap kinerja Bank Syariah Indonesia bisa semakin mendorong dan menginspirasi sektor keuangan syariah lainnya untuk ikut melantai di bursa," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya