Rupiah Diproyeksi Terus Menguat, Ini Pendorongnya

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat memiliki potensi untuk melanjutkan penguatannya pada hari ini.

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp14.011 per Kamis 11 Februari 2021.

Baca juga: IHSG Diproyeksi Lanjutkan Penguatan, Intip Saham Rekomendasi Hari Ini

Posisi rupiah itu tercatat melemah 22 poin dari kurs sebelumnya yang berada di level Rp13.989 pada perdagangan Rabu 10 Februari 2021.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa rupiah berpotensi untuk melanjutkan penguatannya pada hari ini.

"Beberapa sentimen yang bisa menjaga penguatan rupiah hari ini misalnya seperti optimisme pasar terhadap stimulus besar AS," kata Ariston saat dihubungi VIVA, Kamis 11 Februari 2021.

Selain itu, ada juga sentimen terkait data indeks harga konsumen inti AS bulan Januari yang tidak mengalami pertumbuhan sehingga menekan dolar AS, dan kasus COVID-19 yang mulai menurun di dunia dan juga di Indonesia.

"Rupiah mungkin bisa bertahan di bawah 14.000 hari ini dengan kisaran 13.950-14.030," ujarnya.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

Sementara itu, perdagangan di pasar spot hingga pukul 10.15 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp13.998 per dolar AS.

Posisi itu melemah 15 poin atau 0,11 persen, dari level penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp13.982 per dolar AS.

Rupiah Sentuh Rp 16.200 per Dolar AS, Begini Prediksi Terbaru Astronacci
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi

Rupiah Melemah, OJK Kasih Tips Emak-emak Kelola Keuangan

Anjloknya rupiah ini disebut akan berdampak kepada pengeluaran ibu rumah tangga alias emak-emak , karena naiknya harga bahan pokok (bapok).

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024