Sri Mulyani Minta INA Tidak Ketergantungan APBN dan BUMN

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan keterangan pers.
Sumber :
  • instagram @smindrawati

VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati berharap keberadaan Lembaga Pengelolaan Investasi atau dinamai Indonesia Investment Authority (INA) tidak terlau bergantung pada kas negara. Sebagai bendahara negara, Sri Mulyani mengatakan, soal keberadaan lembaga baru, Presiden Jokowi sendiri punya ekspektasi tinggi.

Jokowi Minta Badan Usaha OIKN Gandeng INA untuk Tarik Investor Asing

INA diminta bekerja secara profesional dan menjalankan tata kelola organisasi secara baik.

"Dan jadi salah satu solusi untuk terus membangun Indonesia tanpa ketergantungan terlalu besar kepada APBN dan BUMN," kara Ani di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 16 Februari 2021.

INA Kantongi Dana Rp 29,6 Triliun untuk Ekosistem Kendaraan Listrik, Ini Pesan Erick Thohir

Baca juga: Pertamina Siap Kelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021

Bagi perempuan yang akrab disapa Ani itu, INA merupakan salah satu solusi jitu menyanggah dana untuk keperluan proyek-proyek berskala nasional. Untuk tahap awal, pemerintah sendiri telah menyuntikkan dana ke lembaga itu senilai Rp15 triliun dan kemudian diikuti inbreng saham senilai Rp60 triliun.

Kemenkeu 'Pede' INA Jadi Katalisator Realisasi Investasi Skala Besar

Jadi, jika ditotal ada dana Rp75 triliun yang disetor kepada lembaga yang kini dikomandani seorang bankir bernama Ridha Wirakusumah itu.

"Pertama, kami sedang dibentuk hari ini dan kami akan memulai pekerjaan. Memang selama proses pembentukan kita sudah dapat berbagai macam expression of interest dari beberapa fund besar di dunia," kata Ani sekaligus Ketua Dewan Pengawas ex-officio lembaga tersebut.

Di kesempatan yang sama, Ridha Wirakusumah, mengatakan bahwa tugas baru ini bukanlah pekerjaan mudah. Menggunakan konsep Sovereign Wealth Fund (SWF), membawa misi agar pembangunan di Tanah Air turut dilirik oleh investor, baik dalam dan luar negeri. Paling dekat, kata dia, lembaganya tidak berminat menarik dana pinjaman dari, tapi mendorong penanaman modal.

LPI berencana menawarkan iklim investasi yang baik dan hal itu perlu diyakini kepada para penanam modal.

"Sehingga mereka bisa berpartisipasi untuk bersama-sama ikut serta dalam pembangunan Indonesia ang masa depannya luar biasa. Apakah dari demografis, size, atau segi potensi bisnisnya," kata mantan Bos Bank Permata itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya