Apindo Ungkap Insentif yang Paling Diharapkan Investor Saat Ini

Wakil Ketua Umum Kadin, Shinta Widjaja Kamdani.
Sumber :
  • VIVAnews/Arrijal Rachman

VIVA – Iklim usaha yang baik dan kondusif ditegaskan merupakan salah satu penentu investor untuk mengelontorkan investasi di Indonesia. Sehingga pemulihan ekonomi nasional bisa terakselerasi.

27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menekankan hal tersebut. Sebab, saat ini masih ada pelaku usaha yang terbentur oleh kerumitan birokrasi, termasuk ketidaksinkronan aturan bisnis di kementerian-kementerian terkait investasi. 

Selain itu, saat ini masih ada ketidakjelasan dalam proses-proses persetujuan usaha, serta permasalahan administratif. Akibatnya, banyak proposal investasi yang tidak dapat terealisasi.

Suku Bunga BI Naik, Apindo Ungkap 3 Tantangan Ini Hantui Pengusaha

Baca juga: Jokowi Wanti-wanti Sri Mulyani INA Jangan Sampai Seperti 1MDB

"Kalau itu tidak dapat diatasi, catatan investasi yang ada di BKPM akan banyak yang tidak terealisasi atau terhenti di lapangan," ujar Shinta di Jakarta, Selasa 16 Februari 2021.

Suku Bunga BI Naik Diproyeksi Topang Penguatan IHSG, Cek Saham-saham Berpotensi Cuan

Shinta juga mendorong Pemerintah, memberikan insentif tambahan dan jaminan dan kemudahan berusaha bagi para penanam modal. Agar, target investasi di Indonesia pada 2021 dapat tercapai.

"Karena (kini) ada bottlenecking realisasi investasi,' tegasnya.

Insentif tersebut, lanjutnya, dapat berupa fiskal seperti tax allowance, serta nonfiskal seperti pendampingan dan fasilitasi terhadap realisasi investasi di lapangan.

Terlepas dari insentif tersebut, dia menegaskan, tak ada insentif yang lebih menarik untuk investor selain kepastian berusaha. Hal itu tentu diikuti oleh iklim usaha yang efisien dan suportif terhadap peningkatan produktivitas.

Shinta menambahkan, sejatinya banyak investor yang masuk ke Indonesia tahun ini. Mulai dari industri teknologi informasi, telekomunikasi, keuangan, termasuk infrastruktur pendukungnya.

Selain itu, ada juga industri kesehatan serta yang industri yang menghasilkan produk-produk inovatif. Dengan eksternalitas negatif yang cenderung rendah, seperti kendaraan listrik. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya