BPS: Inflasi Februari 2021 Hanya 0,1 Persen, Dibayangi Pandemi

Ilustrasi inflasi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Februari 2021 sebesar 0,1 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender dari Januari hingga Februari 2021 sebesar 0,36 persen dan secara tahunan 1,38 persen.

5 Ancaman Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024

Besaran inflasi pada bulan ini masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada Januari 2021 yang sebesar 0,26 persen secara bulanan dan secara tahunannya juga lebih rendah dari 1,55 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan, angka inflasi itu diperoleh berdasarkan pemantauan Indeks Harga Konsumen atau IHK di 90 kota yang menunjukkan inflasi di 56 kota, sedangkan 34 kota deflasi.

Urgensi Sensus Pertanian di Era Kebijakan Berbasis Data

"Ini mengindikasikan sampai akhir Februari dampak pandemi masih terus membayangi perekonomian tidak hanya di indonesia tapi juga di berbagai negara," kata dia saat telekonferensi, Senin, 1 Maret 2021.

Baca juga: Rupiah Melemah Lagi, Hari Ini Tembus Rp13.000 per Dolar AS

Memotret Sensus Pertanian 2023, Menjaga Ketanganan Pangan di Masa Depan

Inflasi tertinggi, terjadi di Mamuju sebesar 1,12 persen dan terendah di Tasikmalaya dan Sumenep 0,02 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi di Gunungsitoli 1,55 persen dan terendah di Malang dan Tarakan 0,01 persen.

"Di Mamuju sebesar 1,12 persen karena saudara-saudara kita di sana sedang menghadapi musibah bencana gempa bumi tapi pada Februari ini cenderung menurun dari Januari lalu," ungkap dia.

Secara umum, Suhariyanto mengatakan, inflasi pada bulan ini dipicu oleh kelompok pengeluaran transportasi yang sebesar 0,30 persen dengan andil 0,04 persen. Diikuti perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,36 persen dengan andil 0,02 persen.

Berdasarkan komponennya, inflasi inti pada bulan itu sebesar 0,11 persen dengan andil 0,07 persen. Untuk harga-harga bergejolak atau volatile food mengalami deflasi 0,01 persen, dengan andil terbilang flat.

Adapun harga yang diatur oleh pemerintah atau administered price inflasi sebesar 0,21 persen dengan andilnya 0,03 persen. Ini lebih disebabkan adanya kenaikan harga seperti di tarif tol.

"Inflasi umum ini dipengaruhi oleh naiknya harga cabai rawit dan ikan segar sebaliknya ada beberapa komoditas yang menghambat inflasi antara lain harga daging ayam ras, telur ayam ras dan emas perhiasan" tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya