- vivanews/Andry Daud
VIVA – Harga emas internasional dibuka naik pada perdagangan Kamis pagi, usai dolar Amerika Serikat melemah terhadap sejumlah mata uang dunia. Emas juga naik usai Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya mendekati nol persen hingga 2023.
Dilansir dari Economic Times, pada Kamis 18 Maret 2021, harga emas di pasar spot naik sebesar 0,5 persen ke level US$1.752,41 per ons. Sedangkan, emas berjangka AS naik sebesar 1,3 persen ke level US$1.748,80 per ons.
Sebelumnya, pada Rabu kemarin Bank Sentral AS menyatakan akan tetap di jalur ekspansi tercepat dalam 40 tahun terakhir. Namun, The Fed berjanji untuk tetap berpegang pada langkah-langkah peningkatan meski akan ada lonjakan inflasi.
Sementara itu, suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya memegang emas batangan yang tidak memberikan hasil dan membebani dolar. Indeks dolar turun 0,5 persen menjadi 91,405, sehingga membuat logam mulia lebih murah bagi investor non-AS.
Emas Domestik
Di dalam negeri, harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini dibanderol seharga Rp935 ribu per gram. Harga emas tersebut naik sebesar Rp8.000 per gram jika dibandingkan perdagangan kemarin.
Dikutip dari data Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, pembelian kembali atau buyback ditetapkan seharga Rp812 ribu per gram. Harga itu naik Rp11.000 per gram dibandingkan perdagangan kemarin.
Adapun untuk harga emas berdasarkan ukuran, yakni lima gram dijual Rp4,45 juta, 10 gram Rp8,84 juta, 25 gram Rp21,98 juta, dan 50 gram Rp43,89 juta.
Kemudian, emas 100 gram dibanderol Rp87,71 juta, 250 gram Rp219,01 juta, dan emas 500 gram Rp437,82 juta.
Selanjutnya, untuk ukuran emas terkecil dan terbesar yang dijual Antam pada hari ini, yaitu 0,5 gram dibanderol Rp517,5 ribu dan 1.000 gram senilai Rp875,6 juta.
Dan Antam mencatat untuk ukuran emas lima gram, 10 gram, 250 gram dan 1.000 gram pada hari ini tidak tersedia di butik logam mulia.
