Cerita Bahlil Sarungan Eksekusi Investasi Mangkrak di Desa Miliarder

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. 
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.

VIVA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan caranya mengeksekusi investasi yang sempat mangkrak selama empat tahun. Investasi itu adalah proyek joint venture antara Pertamina dan Rosneft asal Rusia senilai Rp211,9 triliun di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Gibran Bereskan Pekerjaan Wali Kota usai Putusan MK, Siapkan Investasi Kecerdasan Buatan

Bahlil menjelaskan, investasi kilang itu terhambat karena pembebasan lahan seluas 800 hektare yang tidak terselesaikan. Hal itu diungkapkannya dalam rangkaian acara Musyawarah Daerah (Musda) XIV Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Badan Pengurus Daerah (BPD) Jawa Timur yang digelar di Surabaya, Jawa Timur.

"Terpaksa saya datangi dengan cara HIPMI. Saya datangi Tuban, pakai sarung, minum kopi, tidak pakai protokol. Kita selesaikan. Makanya ada desa miliuner itu. Itu akibat dari bayar tanah. Bukan ganti rugi tapi ganti untung. Itu transparan dan kita awasi. Dan menyelesaikan urusan tanah di Indonesia, kampusnya di HIPMI," kata Bahlil dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 25 Maret 2021.

Bos Indodax Ungkap Langkah Krusial agar Cuan Kelola Aset Kripto

Ia meyakini bahwa mendatangkan industri besar menjadi salah satu cara memajukan Jawa Timur. Masuknya investasi besar seperti Pertamina-Rosneft dinilai akan dapat menciptakan lapangan kerja dan memberikan dampak ganda ke daerah di sekitarnya.

Bahlil mengungkapkan dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini, realisasi investasi di provinsi Jawa Timur sepanjang tahun 2020 lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu mencapai Rp78,4 triliun.

Arab Saudi Dirikan Maskapai Baru, Rute Riyadh-Afrika Akan Terealisasi

"Artinya sekalipun terjadi pandemi COVID, tapi realisasi investasi Jawa Timur itu lebih tinggi ketimbang tidak pandemi. Ini kondisinya," kata Ketua Umum HIPMI periode 2015-2019 itu.

Bahlil menambahkan, realisasi investasi terbesar di provinsi Jawa Timur selama periode 2016-2020 disumbang oleh Kabupaten Gresik (Rp70,4 triliun), Kota Surabaya (Rp64,0 triliun), Kabupaten Pasuruan (Rp48 triliun), dan Kabupaten Sidoarjo (Rp30,4 triliun).

“Secara kebetulan, Bupatinya ini kader HIPMI, baik Bupati Gresik maupun Bupati Sidoarjo. Walikotanya juga adalah anak muda. Saya punya keyakinan ke depan, Jawa Timur itu akan betul-betul ditopang oleh tiga daerah ini," ucap Bahlil.

Dalam periode lima tahun terakhir (2016-2020), total realisasi investasi di Provinsi Jawa Timur mencapai Rp328 triliun. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya