Penerapan TKDN di BUMN Disebut Semakin Tinggi

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVAnews.

VIVA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut pemenuhan aspek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di perusahaan pelat merah semakin tinggi.

Terpopuler: Prediksi Putusan MK atas Sengketa Pilpres, Iran Samakan Drone Israel dengan Mainan

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mencontohkan, salah satu bukti penerapan TKDN itu. Antara lain produksi obat bagi pasien COVID-19 yang sebelumnya diimpor dari Jepang namun kini sudah diproduksi di dalam negeri.

"Penguatan TKDN di bidang farmasi misalnya pada salah satu obat (untuk pasien) Corona, yang kalau dulu diproduksi Jepang tapi saat ini sudah diproduksi sendiri," kata Arya dalam telekonferensi, Kamis 25 Maret 2021.

Pindah ke IKN, Erick Tawarkan 13 Aset BUMN di Monas ke Pengusaha Hong Kong 

Baca juga: Sumsel Satu Suara Dukung Anindya Bakrie Jadi Ketua Umum Kadin

Ia memastikan, ada mekanisme di Kementerian BUMN yang mengukur, mengawasi, dan mengontrol upaya BUMN dalam penerapan TKDN di kinerja bisnis masing-masing. Pengukuran TKDN, kini dijadikan sebagai salah satu indikator penilaian key performance indicator (KPI) bagi para jajaran direksi dan komisaris di masing-masing BUMN tersebut.

Stafsus Bantah Erick Thohir Perintahkan BUMN Borong Dolar AS, Ini Penjelasannya

Sehingga, lanjut Arya, salah satu KPI dari direksi dan komisaris di BUMN itu adalah terkait peningkatan TKDN dengan adanya target-target harus mereka capai. "Di mana mereka harus menggunakan TKDN agar KPI-nya tercapai, sehingga mereka bisa dipertimbangkan untuk diteruskan atau tidak diteruskan sebagai pengelola BUMN tersebut," ujarnya.

Kemudian, Arya juga memastikan bahwa Kementerian BUMN juga mengembangkan digital dashboard dan katalog yang bertujuan untuk meningkatkan TKDN.

"Kita juga mengembangkan digital dashboard untuk mengukur dan melibatkan surveyor, supaya terpenuhi unsur-unsur TKDN-nya, karena standarnya jelas," kata Arya.

Selain itu, Kementerian BUMN juga bekerja sama dengan Surveyor Indonesia, untuk memonitoring realisasi dan pemenuhan TKDN di masing-masing BUMN yang dinilai tersebut.

"Jadi tidak hanya kita buat regulasinya saja, tapi kita juga meminta Surveyor Indonesia untuk mengukur TKDN tersebut, sehingga terpenuhi TKDN-nya," ujar Arya.

"Kemudian juga kami membangun sinergi yang baik dengan pemerintah, industri manufaktur, serta sinergi antar BUMN dalam peningkatan TKDN tersebut," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya