Digitalisasi Masjid, Bayar Zakat hingga Sedekah Mulai Pakai QRIS

Ilustrasi masjid
Sumber :
  • dok.ist

VIVA – Bank Syariah Indonesia bersama dengan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama mulai mengimplementasikan digitalisasi keuangan di masjid.

Kasus Pemalsuan Surat Lahan, Gubernur Kepri Sebut Bisa Diselesaikan dengan Musyawarah

Pada tahap awal, kerja sama untuk digitalisasi masjid ini dilakukan di seluruh lingkungan Kementerian atau Lembaga dengan memanfaatkan aplikasi BSI mobile untuk instrumen pembayaran QR Indonesia Standard (QRIS).

Direktur Sales & Distribution Bank Syariah Indonesia Anton Sukarna, pemanfaatan BSI Mobile dan QRIS ini dapat memudahkan masjid dalam mengelola transaksi dan masyarakat untuk melakukan pembayaran Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf secara non tunai.

Viral Penampakan Masjid dan Gereja Berada di Kedalaman 1.760 Meter Perut Bumi

Baca juga: Kurangi Limbah Cair, Ajinomoto Dukung Pemerintah Genjot Ekonomi Hijau

“Layanan BSI mobile ini mudah-mudahan dapat menjadi solusi keuangan bagi masjid dan seluruh elemen masyarakat untuk memudahkan transaksi keuangan,” kata dia melalui keterangan tertulis, Jumat, 26 Maret 2021.

BSI Ungkap Tantangan Pengembangan Perbankan Syariah

Penguatan layanan digital BSI, Anton melanjutkan, juga merupakan bagian dari dukungan terhadap percepatan transformasi perekonomian digital Indonesia. Sehingga dapat membuka akses masyarakat di berbagai wilayah dan mempermudah kegiatan perekonomian.

Direktur Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama M Agus Salim menilai, sebagai pusat peradaban, masjid memiliki fungsi sentral untuk umat Islam.

“Aplikasi Syariah ini juga tentunya menunjang kemajuan masjid, baik dari segi banyaknya donatur, maupun kemudahan takmir untuk mengelola dana yang masuk via aplikasi,” ujar Agus.

Sebelumnya, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkapkan, adanya pergeseran perilaku konsumen khususnya di sektor jasa keuangan pada masa pandemi COVID-19. Saat ini, konsumen yang lebih memilih berbagai layanan yang berbasis digital.

Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Didik Madiyono mengungkapkan, situasi pandemi terbukti meningkatkan ketergantungan konsumen pada layanan berbasis digital. Ini sesuai hasil penelitian yang dilakukan Bank Dunia, Google, Temasek, dan Bain & Company menyebut fenomena ini sebagai flight-to-digital.

“Dengan perkembangan teknologi komputerisasi dan digitalisasi, model bisnis perbankan juga terus berkembang. Perkembangan teknologi ini akan mengarah pada perbankan yang lebih efisien, layanan pelanggan yang lebih baik, dan kontribusi yang lebih tinggi bagi perekonomian,” katanya di forum virtual Financial Development, Kamis, 18 Maret 2021.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya