Jokowi Minta Sri Mulyani Siapkan Anggaran Serap Beras Petani

Presiden Jokowi
Sumber :
  • Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo memastikan, bahwa pemerintah akan menyerap beras hasil dari panen petani pada musim panen tahun 2021 ini. Oleh sebab itu, tidak akan ada kebijakan impor beras.

Di Depan Para Pengusaha Ritel, Airlangga Sebut Aturan Impor Bakal Direvisi

Untuk menyerap beras para petani tersebut, Presiden Jokowi menekankan telah meminta Perum Bulog melaksanakan tugasnya dan akan didukung dari sisi anggarannya.

Kepala Negara memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, untuk menyiapkan anggaran khusus untuk menyerap beras petani tersebut.

Daftar Harga Pangan 18 April 2024: Beras Premium hingga Gula Konsumsi Naik

"Saya pastikan beras petani akan diserap Bulog dan saya akan segera memerintah Menteri Keuangan agar membantu terkait anggarannya," kata Presiden Jokowi dalam keterangannya di akun Youtub Sekretariat Presiden, Jumat, 26 Maret 2021.

Baca juga: Jokowi: Tidak Ada Impor Beras, Hentikan Perdebatan

Bea Cukai Beri Izin Pembebasan Bea Masuk Impor Alat Kesehatan

Jokowi menekankan, hingga Juni 2021, beras impor tidak akan masuk ke Indonesia. Sebab, harga gabah ditingkat petani menurutnya belum sesuai dengan harga yang diharapkan.

"Saya tahu kita memasuki masa panen dan harga beras di tingkat petani belum sesuai yang diharapkan. Oleh sebab itu saya minta segera hentikan perdebatan yang berkaitan dengan impor beras, ini justru bisa membuat harga jual gabah turun atau anjlok," paparnya.

Sebagai informasi, pada awal bulan ini, sejumlah daerah di Jawa Tengah telah memasuki panen raya. Namun para petani mengeluhkan harga jual gabah basah yang anjlok. 

Di Kabupaten Kendal, harga gabah basah bahkan merosot hingga Rp3.600 per kilogram. Padahal pada panen sebelumnya, harga per kilogram mencapai Rp4.300. 

Anjloknya harga gabah basah membuat petani kesulitan. Hal itu karena harga jual tidak sebanding dengan biaya produksi.

"Bingung mas, karena kualitasnya juga sama dibanding hasil panen sebelumnya, tapi ini bisa merosot sampai segitu harganya," kata Muslim (40), petani asal Desa Sijeruk, Kecamatan Kendal.

Ia menambahkan, kemungkinan karena panen saat ini bersamaan di beberapa tempat sehingga stok melimpah sehingga mempengaruhi harga. 

"Banyak yang lagi panen, mau gak mau harganya ngikuti, sekarang jadi Rp3.600 per kilonya," kata Muslim.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya