Bandingkan dengan China, Sri Mulyani: SDM RI Lebih Banyak Gunakan Otot

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan keterangan pers.
Sumber :
  • instagram @smindrawati

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan alasan utama Indonesia belum juga mampu menjadi negara maju. Padahal, Indonesia memiliki modal besar dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) atau tenaga kerja.

Daftar Negara Sekutu Iran yang Siap Bantu Jika Perang Terjadi, Ada China hingga Rusia

Menurut Sri, hal ini disebabkan produktifitas ekonomi yang dihasilkan Indonesia selama ini hanya akibat dari semakin bertambahnya jumlah tenaga kerja. Namun, penambahan tenaga kerja itu bukan dari inovasi yang dihasilkan SDM nya.

"Bahwa kita lebih banyak tumbuh dengan gunakan otot dan keringat. Banyak modal dan tenaga kerja, tapi tidak ciptakan nilai tambah berdasarkan inovasi," kata Sri dalam keterangannya secara virtual, Kamis, 1 April 2021.

Mobil SUV Chery Omoda 7 Tak Lama Lagi Meluncur, Ini Bocoran Spesifikasinya

Berbeda dengan negara-negara seperti China, India, Sri mengungkapkan, kedua negara tersebut serupa dengan Indonesia. Memiliki jumlah SDM yang banyak, namun produktivitasnya optimal menggenjot pertumbuhan ekonomi.

"Kalau dia pertumbuhan (ekonominya) 7,3 persen sebelum COVID, maka 4,8 persen adalah berasal dari kapital, 0,1 persen berasal dari labour. Apalagi RRT demografinya shrinking karena one child policy namun 2,3 persennya dari produktifitas," jelas Sri.

10 Negara Terluas di Dunia, Indonesia Ada di Urutan Berapa?

Maka itu, Sri menekankan, pemerintah telah memahami masalah fundamental sektor ketenagakerjaan Indonesia tersebut. Dia menyampaikan, salah satu upaya untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan Undang-Undang Cipta Kerja.

"Masalah labour market sebagian di address dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Dalam semua pemikiran dan masalah struktural ini itu nggak berarti kita berpikir masalah itu semua selesai," ujarnya.

Sri menyampaikan, UU ini diharapkan jadi katalisator bagi perekonomian Indonesia agar bisa memberikan kesempatan bagi seluruh warga Indonesia untuk bekerja lebih produktif.

"Banyak masyakrat kita punya banyak ide brilian, namun dia tidak bisa dilaksanakan sebab dihadapkan pada begitu ruwetnya sistem dan halangan untuk bisa menerjemahkan dan melaksanakan ide," ujar Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya