Perkasa di Awal Pekan, Rupiah Diungkit Sentimen Eksternal

Rupiah Menguat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 5 April 2021. Rupiah bergerak di kisaran Rp14.500 per dolar AS.

OJK Beberkan Kunci Hadapi Memanasnya Dinamika Ekonomi Global

Di pasar spot, hingga pukul 10.30 WIB, rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.522. Menguat 0,02 persen dari level penutupan perdagangan akhir pekan lalu Rp14.525.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia belum menetapkan nilai tengah rupiah hari ini. Terakhir, pada 1 April 2021 di posisi Rp14.577.

Stafsus Bantah Erick Thohir Perintahkan BUMN Borong Dolar AS, Ini Penjelasannya

Mengutip ulasan ekonomi dan pasar harian Samuel Aset Manajemen, sentimen positif terhadap ekonomi dan pasar keuangan dalam negeri dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Diawali dengan Terusan Suez yang mulai kembali beraktivitas normal setelah kapal peti kemas raksasa Ever Given yang kandas berhasil melewati kanal tersebut akhir Maret 2021.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Otoritas Terusan Suez mencatat, sebanyak 61 kapal terakhir dari total 422 yang tertahan, sudah berhasil melalui kanal. Dengan demikian rantai pasokan internasional kembali bergulir.

Kemudian, Presiden AS Joe Biden juga bersedia untuk mendorong rencana infrastruktur senilai US$2 triliun meski tanpa dukungan dari anggota parlemen Republik.

"Rencana infrastruktur Biden merupakan langkah yang berani tetapi akan menaikkan pajak dan meningkatkan utang," demikian dikutip dari ulasan harian tersebut.

Dari dalam negeri, isu ekonomi dan pasar keuangan yang menjadi perhatian adalah pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut mengimbau penggunaan produk lokal atau dalam negeri secara maksimal. Ini dianggap bisa menghemat belanja modal dan belanja barang dalam APBN hingga US$17 miliar per tahun.

"Penggunaan produk dalam negeri dipastikan juga akan mengurangi impor sehingga bisa menghemat devisa," tulis ulasan ekonomi dan keuangan pasar harian SAM.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya