RI Memasuki Masa Supercycle, Harga Komoditas Bisa Naik Signifikan

Ilustrasi kelapa sawit.
Sumber :
  • ANTARA/Syifa Yulinnas

VIVA – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan, Indonesia akan memasuki periode supercycle dalam perekonomian dunia. Akibatnya, harga beberapa komoditas akan naik secara signifikan.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Harga komoditas yang berpotensi naik signfikan terutama komoditas dasar, disebabkan pertumbuhan ekonomi baru dari permintaan yang terjadi di masa pandemi dan setelah Pandemi COVID-19.

"Supercylce ini memang menyebabkan barang beberapa komoditas akan naik," kata dia di kawasan Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu, 7 April 2021.

Daftar Harga Pangan 24 April 2024: Beras hingga Gula Konsumsi Naik

Adapun beberapa komoditas dasar yang harganya naik dalam periode supercycle tersebut adalah minyak bumi ataupun minyak kelapa sawit, gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG), bijih besi, dan tembaga.

"Akan naik secara signifikan, terutama komoditas dasar, yang diakibatkan pertumbuhan ekonomi baru dari permintaan yang terjadi di masa pandemi dan setelahnya," papar dia.

Daftar Harga Pangan 23 April 2024: Daging Sapi hingga Telur Ayam Turun

Dia mencontohkan, tanda-tanda sudah mulai terjadinya kenaikan harga komoditas dasar ini adalah terjadinya kenaikan harga minyak goreng. Sebab, harga minyak mentah kelapa sawit melambung tinggi.

"Contoh minyak goreng, naik dari Rp10 ribu bisa jadi Rp12-13 ribu bahkan kemarin di Padang karena harga CPO nya yang Indonesia penjual terbesar dunia biasanya US$600-US$700 hari ini lebih dari US$1.000," ucapnya.

Meski begitu, dia menekankan, ini bukan kali pertama Indonesia menghadapi periode supercycle. Pada 2004-2014 supercycle telah melanda Indonesia ditandai dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Kita alami 2004-2014. Ini sebenarnya membawa banyak juga manfaat bagi perekonomian Indonesia karena tadi bisa dilihat harga BBM, harga minyak yang tadinya US$13 bisa jadi US$55 dengan kenaikan hampir 7x lipat," ungkap Lutfi.

Khusus untuk harga BBM pada tahun ini, dia menyatakan, berdasarkan data  Pertamina tidak ada tanda-tanda lonjakan harga sebab pasokannya masih mencukupi bagi masyarakat Indonesia secara umum.

"Kalau saya lihat BBM dalam negeri tidak ada lonjakan. Supply cukup seperti yang sudah diutarakan Pertamina dan jadi kita lihat ini mustinya tidak ada apa-apa," tegas Lutfi.

Secara ekonomi makro, Lutfi menilai, supercycle akan memberikan dampak positif, terutama dari sisi penerimaan. Namun, pada level mikro memang akan menyebabkan sejumlah harga komoditas naik di dalam negeri.

"Jadi secara makro ekonomi Indonesia terbantu, tapi secara mikro memang ada kenaikan harga minyak goreng. Ini karena harga fix stok, harga pasokannya luar biasa," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya