Bidik Jepang Jadi Market Ekspor Cangkang Sawit, RI Siapkan Solusi Ini

Buruh memuat tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di areal perkebunan sawit
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jojon

VIVA – Kementerian Perdagangan berencana menjadikan Indonesia sebagai eksportir biomassa ke Jepang. Produk biomassa yang potensial diserap negeri sakura tersebut adalah cangkang kelapa sawit.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Biomassa dianggap sebagai sumber energi terbarukan yang potensial untuk berkontribusi pada pasokan energi global. Sebab, merupakan salah satu sumber energi bersih.

Kemendag menilai, banyaknya industri yang mulai beralih dari batubara ke cangkang sawit yang sebelumnya merupakan limbah industri. Sebab, kini mampu menjadi bahan bakar.

Bea Cukai Lakukan Uji Coba Modul Vehicle Declaration dalam Sistem CEISA 4.0

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Kasan mengatakan, pasar dalam negeri hanya mampu menyerap komoditas ini 25-30 persen. Sisanya menjadi limbah.

“Indonesia akan menjadikan cangkang sawit sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan," kata Kasan dikutip dari keterangan resmi, Sabtu, 10 April 2021.

Kemenkeu Monitor Dampak Konflik Israel-Iran ke Ekspor RI

Saat ini, Kemendag menyatakan, PT Prima Khatulistiwa Sinergi telah menerima pemesanan pertama dari Jepang. Rencananya, pada Mei perusahaan ini akan mengirimkan 10.000 ton cangkang sawit.

Di masa mendatang, pemesanan diperkirakan dapat bertambah menjadi 150.000 ton per tahun. Sebab, saat ini saja perusahaan tersebut telah memiliki kontrak dagang dengan Jepang.

Direktur Pengembangan Kerja Sama Ekspor Kemendag Marolop Nainggolan menambahkan, pemerintah Jepang tengah membangun 90 pembangkit listrik tenaga biomassa di Jepang.

Namun, masalah utama yang dihadapi negara tersebut dikatakannya adalah dibutuhkannya pasokan bahan bakar berupa biomassa yang stabil dalam jangka waktu lama.

Produk turunan dari kayu seperti cangkang sawit, tangkai kelapa sawit dan kayu pelet berpotensi sebagai bahan bakar yang baik dalam industri biomassa.

Tapi, harga yang diberikan pelaku usaha Indonesia masih kurang kompetitif akibat besarnya pungutan ekspor yang fluktuatif. Hal ini mengakibatkan eksportir cangkang kelapa sawit kesulitan.

“Untuk itu, Pemerintah Indonesia berkomitmen mencari solusi dalam menjadikan sektor cangkang sawit sebagai komoditas siap ekspor dan berdaya saing dengan menghapus pungutan ekspor," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya