Rupiah Kian Tertekan di Atas Rp14.600 Per Dolar AS

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kian tertekan pada perdagangan Selasa, 13 April 2021. Rupiah kini sudah di transaksikan di level atas Rp14.600 per dolar AS

Rupiah Tumbang ke Level Rp 15.884 per Dolar AS

Di pasar spot hingga pukul 10.00 WIB, rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.612 per dolar AS. Melemah hingga 0,12 persen dari level penutupan kemarin Rp14.595.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok nilai tengah rupiah di level Rp14.631 dari sebelumnya Rp14.580.

Rupiah Ambruk Pagi ini ke Rp 15.841 per Dolar AS

Baca juga: Dorong Kredit UMKM, Airlangga Tegaskan Bank Jangan Ada di Zona Nyaman

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pergerakan rupiah ini semakin ditekan oleh sentimen positif pelaku pasar keuangan terhadap cepatnya pemulihan ekonomi AS.

Rupiah Stagnan di Rp 15.800 per Dolar AS

Akibatnya, indeks dolar terus menguat terhadap mata uang negara-negara lain. Bahkan The Federal Reserve memperkirakan ekonomi AS bisa tumbuh 6,5 persen tahun ini dari sebelumnya 4,2 persen.

"Yang menarik, meski proyeksi pertumbuhan ekonomi direvisi cukup besar, tetapi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat," kata dia dikutip dari analisisnya hari ini.

Ibrahim menjelaskan, dengan tidak naiknya suku bunga Fed Fund Rate di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi, artinya akan memberikan efek ganda ke pasar finansial. Ini berpotensi memberikan tekanan atau gejolak di pasar keuangan.

Ibrahim menekankan, suku bunga 0,25 persen masih akan dipertahankan hingga 2023 oleh The Fed, sementara program pembelian aset atau quantitative easing l senilai US$120 miliar belum akan dikurangi nilainya.

Dengan kondisi ini, Ibrahim memperkirakan, mata uang rupiah sepanjant hari ini akan diperdagangkan berfluktuasi. Namun ditutup melemah di rentang Rp.14.585 - Rp.14.610 per dolar AS.

"Besarnya revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti dengan pembaharuan panduan kebijakan yang akan diambil, sehingga menimbulkan tanda-tanya di pasar," ucap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya