VIVAnews - PT Pertamina (persero) menyiapkan anggaran US$20 juta untuk menginjeksikan kadar kandungan CO2 (karbondioksida) ke dalam bumi yang dihasilkan dari Blok Natuna D Alpha.
"Karena CO2nya 100 persen, jadi produksi gas Natuna D Alpha totalnya 4 miliar kaki kubik gas. Nah, untuk program itu disalurkan dengan pipa itu sekitar US$ 20 billion," kata Wakil Direktur Utama Pertamina Iin Arifin Takhyan di Jakarta, Rabu malam, 3 Desember 2008.
Menurut Iin, rencananya produksi gas di Natuna D Alpha tahap pertama itu akan menghasilkan produksi gas sekitar 1 miliar kaki kubik per hari net gasnya.
Seperti diketahui, Pertamina menunjuk lembaga konsultan Wood Mackenzie untuk membantu menseleksi calon rekanan yang tepat dalam mengelola blok Natuna D Alpha.
Beberapa Perusahaan Minyak asing seperti Shell, StatOil, PTT Thailand, Petronas dan ENI menyatakan minatnya untuk menjadi rekanan Pertamina dalam mengelola blok yang cadangan gasnya 202
triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF).
Namun, karena 70 persen kandungan gasnya mengandung CO2, sehingga cadangan gas yang dapat diproduksi hanya 46 TCF.
Dari hasil kajian konsultan WoodMackenzie, Pertamina telah menetukan delapan perusahaan masuk short list yaitu ExxonMobile, Total, Chevron, Statoil, Shell, ENI, China National Petroleum Corporation (CNPC) dan Petronas.